Sejak mereka pulang dari pemotretan di pantai, Luna melihat dengan jelas Aodan sering melamun. Ia tidak menemukan sesuatu yang salah pada si kadal, Aodan makan daging seperti biasa, tapi matanya tidak bisa berbohong. Ketika melihat Luna, ia terlihat linglung.
"Katakan padaku, apa yang kau pikirkan?" tanya Luna sambil menarik tangan Aodan melihat ke arahnya. "Kau sakit?"
"A … apa maksudmu?"
"Aku sudah memanggilmu berkali-kali untuk mengambil gunting di atas meja," keluh Luna sambil menyentuh dahi Aodan, suhu tubuhnya seperti biasa, normal. Tapi Luna yakin ada yang salah dengan pikirannya.
"Aku tidak memikirkan apa-apa."
Aodan berdehem, mengambil gunting dan menyerahkannya pada Luna, matanya tidak sengaja melihat kain putih yang akan dipotong Luna. "Hei, akan kau apakan kain itu?"
"Aku akan membuat bagian atas gaun," sahut Luna dengan santai.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com