webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urbain
Pas assez d’évaluations
348 Chs

Throwback

"Emangnya kamu kangen sama aku bang?"tanyaku.

"Bukan masalah nggak kangen. Sebetulnya aku malu Bang. Tapi kamu nggak ngerti malah ikutan suudzon sama aku," kataku.

"Ya habis gimana kebiasaan kamu tukang ngajak ribut jadi bawaannya pengen berantem terus," kata Bang Anton.

"Jangan gitu dong Bang aku lagi malu sama kamu tahu. Sumpah demi apapun aku minta maaf atas kebodohanku selama ini," ucapku tidak bisa membendung air mata.

"Sudah sayang Sini Abang peluk ya," kata Bang Anton.

"Aku minta maaf Bang aku egois Aku nggak ngertiin kamu dan mikirin diri sendiri. Sekali lagi aku minta maaf banget ya Bang maaf banget," ucapku.

"Aku juga minta maaf, karena banyak salah sama kamu. Udah cuekin kamu selama sakit," ucap Bang Anton.

"Nggak, Abang nggak salah kok. Aku yang salah," ucapku.

"Udah, kita sama-sama salah saja deh. Biar cepet maafannya," ucap Bang Anton.

"Jangan kayak gitu lah Bang kamu Beneran maafin aku tadi aku sekali lagi."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com