webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urbain
Pas assez d’évaluations
348 Chs

Terapi Dokter

Pagi ini dokter datang memeriksa keadaanku yang sudah bisa menggerakkan jari juga tangan. Entah apa yang wanita itu lakukan, karena dokter juga memintaku melakukan beberapa hal untuk mengecek keadaan tubuhku. Dari mulai menggerakkan jari, hingga senyum dan juga menggelengkan kepala.

Melihat senyum lebar mengembang di wajah dokter, sepertinya ada perubahan cukup signifikan di fisikku sekarang. Semoga saja semuanya segera membaik, karena aku ingin pulang dan bertemu keluargaku.

"Pak Anton tolong bisa di dudukan saja Dinda nya," kata dokter.

"Baik dokter," sahut Pak Anton lalu dia menghampiriku dan mencoba mengangkat tubuhku untuk setengah duduk.

Rasanya aneh yang disentuh oleh orang asing, tapi ini keadaan darurat. Bagaimanapun aku harus menurut, apalagi ini tentang kesehatan. Aku belum bisa duduk sempurna, tapi tulang ekor terasa sakit rasanya aku meremas kemeja Pak Anton.

"Dinda, kamu kenapa? Apa kamu sakit?" tanya Pak Anton.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com