webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urbain
Pas assez d’évaluations
348 Chs

Pujian Palsu

112

"Mari ladies, silahkan duduk di sini. Saya sudah menunggu kedatangan kalian berdua," kata Joe.

"Gaya banget lo, sekarang udah jadi dokter mah. Ngomongnya berkelas ya," kata Danisya mengejek Joe.

Ya, sedikit flashback ke belakang. Kami barisan para mahasiswa yang tidak karuan kalau sudah kumpul. Dulu, kami memang berempat saat kuliah, ada Lastri dan Angga yang sekarang entah di mana. Aku juga baru ingat pada mereka berdua, padahal di masa kuliah kami sangat dekat. Apapun bisa jadi obrolan, dari mulai bahasa bencong sampai ngawur.

"Udah lama nggak ketemu, so sweet dikit kenapa Sya. Lo emang nggak berubah ya, killer terus ngomongnya," sahut Joe.

"Nggak tau gue, dia yang dulu kaya apa," sahutku sengaja mengejek Danisya.

"Oh, jadi gitu cara main kalian. Oke fine, gue pulang lagi!" seru Danisya, matanya mengerling tajam.

"Sory sory, udah ya ladies. Kita lagi reuni kecil-kecilan, bukan karena mau tawuran," kata Joe.

"Joe, sekali lagi sorry aku telat," ucapku.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com