webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urbain
Pas assez d’évaluations
348 Chs

Ketahuan

176

Tengah malam aku terkejut, sudah ada suara di pagi buta yang berasal dari dapur, aku bangun karena udara dingin dan suara tersebut. Saat keluar ternyata Ambu sudah berada di depan tungku, kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 3 dini hari, aku mengucek mata karena takut salah melihat.

"Neng Dinda, kamu mau ke jamban ya? Kok bangun malam-malam?" tanya Ambu melirik padaku.

"Nggak Ambu, aku dengar suara di dapur. Jadinya aku bangun, aku kira apa ternyata Ambu," jawabku.

"Ya ampun. Ambu mah emang biasa bangun jam segini, biasa kalau malam itu Ambu ngadunya sama Allah," jawabnya.

"Oh ya Ambu aku paham," sahutku.

"Kalau Neng Dinda mau bobo lagi, ya sana bobo lagi aja. Nggak apa-apa kok, Ambu mau siapin dulu bekal buat ke ladang. Namanya juga pakai tungku, lama kalau masak," jawab Ambu.

"Oh ya udah kalau gitu, aku bobok lagi ya Ambu. Soalnya nggak terbiasa banguntidur jam segini."

"Mangga geulis kamu istirahat aja," sahut Ambu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com