webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urbain
Pas assez d’évaluations
348 Chs

Butuh Psikolog

198

Aku menolak untuk meminjam pada Nabila. Gadis itu pasti akan sangat besar kepala, saat Bang Anton membutuhkan bantuannya. Mau bagaimanapun aku paham, taktik perempuan seperti Nabila yang pertama modus tinggal bersamanya, lalu meminjamkan uang untuk berhutang budi. Kemudian mereka akan meminta pria menikahinya, kali ini perdebatan kami berjalan cukup sengit untuk hal ini hingga tidak ada titik temu.

"Ya udah, kamu emang egois banget sih. Aku ngasih ide kayak gini buat keselamatan kita semua, tapi kenapa kamu malah nggak mau," kata Bang Anton nada bicaranya tinggi menandakan dia sangat marah padaku.

"Bang. Kita kan lagi diskusi, kenapa abang jadi marah seperti ini," kataku.

"Habis kamu ngeselin banget, orang mau dibantu tapi malah kasih jalan buntu gimana sih," kata Bang Anton mendengus kesal.

"Ya, kenapa harus Nabila. Kenapa tidak cara lain aja, Bang, kenapa kamu nggak mau sabar aja nunggu uang keluar."

"Yakamu nggak ngerti kegelisahan aku."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com