137
Berkat bantuan Indi lah aku bisa sampai di Jakarta dengan selamat. Tiga hari mengurus dokumen dan juga tiket, akhirnya aku bisa pulang ke tanah air. Namun, tidak kuduga respon orang seperti Joe akan seperti itu.
Sore hari Joe membuka pintu kamar, aku pikir dia akan membiarkanku keluar dari sini. Ternyata Joe hanya mengantarkan makanan saja, ya benar-benar marah hingga tidak mau bicara denganku dan kembali mengunci pintu kamar.
Aku masih berharap, bahwa Joe akan luluh ketika malam nanti. Selesai makan, aku tidur di sofa karena posisi kasur milik Joe terlalu tinggi Aku yang sudah kelelahan, terlelap malah hingga pagi. Aku kaget ketika makanan sarapan sudah tersedia di meja kecil dan tubuhku sudah diselimuti.
Suara pintu dibuka sontak membuatku menoleh ke arah sana. Joe masuk ke dalam kamar, wajahnya sudah berbeda dari kemarin yang terlihat marah. Joe kemudian menarik kursi kecil lalu duduk dihadapanku.
"Apa kamu sudah gila, Dinda?" tanya Joe, tatapannya tajam menusuk hati.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com