Hari ketiga di rumah sakit, Aisha masih saja terbaring di kasurnya. Kondisi fisiknya memang sudah membaik, tapi kesadarannya masih belum pulih. Mas Denis tidak mengizinkan perawat untuk menyentuh tubuh Aisha saat digantikan pakaiannya.
Kadang aku bingung, Mas Denis menceritakan kesusahan hatinya, katanya Aisha mengandung anak orang lain. Tapi Mas Denis menjaganya dengan sangat baik. Memang, saat pemakaman anaknya yang tidak selamat, Mas Denis tidak mau menghadiri pemakaman.
Otakku sempat berpikir, apa Mas Denis memang mencintai Aisha. Tapi tidak mau menerima anak dalam kandungannya. Entahlah, sifat Mas Denis yang manipulatif tidak bisa ditebak.
"Assalamu'alaikum everybody!" Suara Danisya sontak membuatku menoleh. Wajahnya menyembul di ambang pintu.
"Waalaikumsalam, Sya, pelan-pelan! Ada orang sakit!" seruku.
"Ya maaf Bu, lupa saya," jawabnya sambil cengengesan. Danisya melepaskan sendal yang dipakainya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com