webnovel

Bayang-bayang kehidupan semu

Yuda kepala kelurga yang bertanggung jawab dengan keluarganya dia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dia mempunyai keluarga yang harmonis satu istri dan satu anak laki-laki. Yuda sangat mencintai istrinya Yumi. Namun suatu hari Yuda harus menerima kenyataan pahit bahwa dia harus di tinggal istrinya meninggal karena sakit. Hancur sudah hati Yuda seakan dunia sudah kelam. beberapa bulan hingga tahun dia sangat sulit menncari pengganti istrinya. Tetapi tidak di sangka dengan tidak sengaja menemukan wanita adik dari sahabatnya waktu dulu juga sering bermain dengan dirinya kebetulan pula wanita itu mempunyai kisah kehidupan yang hampir sama dengan dirinya yang di tinggal oleh pasangannya dan Mereka cocok lalu mereka memutuskan untuk menikah. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya..?

Naning_naning · Urbain
Pas assez d’évaluations
408 Chs

bab 21

Dari kejauhan Jono melihat kemesraan Fenti dan suaminya agak cemburu. Aku saja melihat Fenti mesra dengan suaminya cemburu apalagi suami Fenti yang melihat istrinya ku gandeng malah ingin membunuh saya kata hati Jono, tapi sekarang aku selamat tidak tahu kalau besok-besok. Setelah dilihat Fenti  sudah naik taksi, kemudian Jono pulang menuju terminal naik bis kota.

Sementara itu Yuda yang masih menunggu giliran antri , di dalam bis Yuda mengenang masa lalu yang indah saat masih anak-anak betapa indahnya masa itu, buyarlah kenangan Yuda waktu Nur berkata.

" Berangkat sekarang bos. " kata Nur .

" Sudah giliran antri Nur ? " tanya Yuda.

" Iya pak. " jawab Nur.

Kemudian Yuda membawa bisnya untuk giliran antri, setelah antri dilihat mas Jono sudah sampai di terminal lagi.

" Nur itu bukannya mas Jono kok sudah kembali. " kata Yuda

" Sepertinya iya pak tapi kok sudah pulang. " jawab Nur.

Tak lama kemudian Jono naik bisnya Yuda melihat Jono naik bis Sigit ikut langsung naik.

" Waduh kencannya gagal. " ucap Jono.

" Kok sampai gagal bagaimana ceritanya mas Jono ? " tanya Sigit.

" Baru saja aku dan Fenti beli baju dan makan e…..ee...tak tahunya suaminya mencari Fenti. " kata Jono.

" Terus…..terus bagaimana ? " tanya Sigit.

" Ya aku langsung buru-buru mencari jalan lain supaya tidak ketemu suaminya Fenti. " jawab Jono.

Yuda, Nur dan Sigit yang mendengar cerita Jono tertawa terbahak-bahak ha….ha….ha...

" Nasib….nasib mau seneng malah seneb. " ucap Jono.

" Makanya mas sekarang harus hati-hati kalau kencan supaya suami Fenti tidak tahu. " kata Yuda.

" Iya mas suami Fenti itu mempunyai sifat emosi yang tinggi kata orang-orang.

" kata Sigit, menasehati Jono.

" Bisa-bisa kamu dibunuh. " jawab Nur.

Setelah antri penumpang sudah banyak yang naik kemudian Yuda menjalankan bis tersebut. Penumpang silih berganti turun dan naik selama di perjalanan, sebentar lagi akan sampai garasi, sebelum sampai garasi Yuda berharap bisa melihat Neni.

" Siap-siap bos. " kata Sigit.

" Kamu ini bisa saja dik Sigit. " kata Yuda dengan senyum yang lebar, Setelah melewati rumah Neni ternyata tidak orang yang di luar .

" Wa….duh zonk pak. " kata Sigit.

" Tidak ada rezeki dik Sigit. " jawab Yuda.

" Sama sialnya seperti aku mas Yuda.

" ucap Jono.

Tak lama kemudian bis Yuda sudah masuk garasi, setelah Yuda memarkir bis

itu ke tempatnya dia lalu turun dan langsung masuk kantor.

" Sudah beres semua Mel ? "tanya Yuda.

" Sudah pak tadi pak Santoso ke kantor.

" jawab Melly.

Kemudian Yuda terus pulang, sampai di garasi ketemu mas Jono yang akan masuk kantor . Di situ pak Jono akan menggombali gadis-gadis kantor.

" Lho pak Jono kok sudah balik sama pak Yuda ? " tanya Santi.

" Iya San aku tidak tega kalau kamu sendirian sore ini." kata Jono.

" A….lah kambuh stresnya. " jawab Nunuk.

" Betul aku tidak tega kalau melihat kalian bertiga tidak ada orang laki-lakinya di sini,  ya dik Melly. " ucap Jono.

Kudian Sigit masuk kantor untuk menyerahkan kunci bis.

" Mas Jono belum pulang ini tadi ?

" tanya Sigit.

" Belum dik akan ngerayu mereka siapa tahu salah satunya ada yang tertarik.

" jawab Jono

" Jangan sampai rayuannya manjur.

" kata Sigit.

 " Sebab tadi mas Jono kencannya gagal 

mbak, lagi mau enjoy suami selingkuhannya mencari untung selingkuhannya tahu jadi mas Jono bisa cari jalan lain. " kata Sigit.

" He…he…he mereka bertiga para gadis tertawa terpingkal - terpingkal mendengar cerita Sigit, pantas pak Jono balas dendamnya kepada kita. " kata Melly.

Yang di ledek Jono hanya tersenyum.

" Dik Sigit tidak bisa menjaga rahasia ini,

bahaya berat. " ucap Jono, sambil tersenyum.

" Disini tidak ada yang namanya rahasiaan semua harus tahu. " jawab Sigit.

Kalau begitu aku pulang saja daripada di sini jadi bahan omongan yang tidak mengenakkan . Kemudian Jono keluar dari kantor terus pulang.

***

Sesampai di rumah Yuda disambut Kania .

" Papa ayo mainan sama Kania. " kata Kania.

" Sayang papa lagi capek nanti ya kalau mainan sama papa. " jawab Yuda.

" Papa enggak asyik. " kata Kania dengan wajah cemberut meninggalkan papanya.

" Kania ada apa Yud ? " tanya pak Santoso.

" Kania ngajak mainan aku masih capek yah. " kata Yuda.

" Memang anak kecil belum tahu Yud, ya begitu. " kata pak Santoso.

Pagi-pagi sekali bapak dan ibu Santoso sedang olah raga jalan-jalan mengelilingi taman di rumahnya, sampai lima kali itu sudah cukup bagi orang seusia bapak dan ibu Santoso.

Opa, opa Rio memanggil opa dan dicari di kamar tidak ada, dimana opa tanya Rio di dalam hatinya, kemudian Rio mencari ke taman mungkin opa senam pikir Rio, ternyata opa masih di taman.

" Opa ….opa. " panggil Rio.

" Ya kenapa Rio. " jawab opa.

" Opa Rio mau meminjam motor opa.

" kata Rio.

" Memangnya motormu kenapa Rio ?

" tanya opa.

" Tidak kenapa-napa opa nanti temanku memakai motorku memakai motor opa

karena motornya kurang untuk tujuh orang. " kata RIO.

" Ya bawa saja. " jawab opa.

" Terima kasih opa. " jawab Rio.

Rio langsung membawa motor opanya, sedang temanya membawa motor Rio.

Mereka mau lomba layang-layang di alun-alun.

Di ruang makan Yuda sedang sarapan dengan Kania.

" Pa opa sama Oma kalau senam lama.

" kata Kania.

" Biarin sayang memang kalau belum capek tidak apa-apa senam lagi. " kata Yuda. 

Setelah selesai makan Kania main sendiri yang di tunggui Yuda sambil menonton televisi.

" Papa. " kata Kania sambil mendekati papanya.

" Ada apa sayang. " jawab Yuda.

" Pa ayo main ke rumah tante Neni aku mau mainan bersama tante. " kata Kania.

Tante sibuk apa tidak hari ini, sebentar papa telpon tante Neni dulu. Kemudian Yuda mencoba nelpon Neni. Setelah telponnya menyambung.

" Halo dik sekarang sibuk apa tidak ?

" tanya Yuda.

" Enggak sibuk kenapa mas. "  ucap  Neni.

" Ini lho Kania minta ke rumahmu mau mainan sama kamu. " kata Yuda.

" Enggak apa-apa kesini sekarang saja.

" jawab Neni.

" Oke Kania kuajak ke rumahmu sekarang." kata Yuda.

Yuda merasa senang Neni memperbolehkan Kania berkunjung ke rumahnya. Setelah menutup telpon Yuda terus mengajak Kania.

" Sayang ayo katanya mau ke rumah Tante Neni. " kata Yuda.

" Sekarang pa ? " tanya Kania senang.

" Iya. " jawab Yuda.

Lalu Yuda menggandeng putrinya dengan membawa mainan masakan menuju mobil.

" Mau kemana sayang ? " tanya Oma.

" Mau ke rumah tante Neni Oma. " jawab Kania.

Selanjutnya Yuda mengeluarkan mobil dan melesat jalan menuju rumah Neni.

Di perjalanan Yuda berhenti membeli buah untuk Neni.

" Papa beli buah yang enak ya. " kata Kania.

" Buah apa yang enak sayang ? " tanya Yuda.

" Buah anggur tu …itu yang besar-besar.

kata Kania.

" Terus buah apel merah dan kelengkeng kesukaanku. " jawab Kania.

Yuda hanya tersenyum melihat Kania sangat senang hatinya.

Bersambung