"Se-sebenarnya, aku juga punya darah iblis di dalam tubuhku! Jadi, jika kau memakanku, maka akan menjadi kanibalisme, Kakak Cantik!"
Vin berusaha melancarkan rayuan mautnya, tapi ternyata gagal total. Perempuan itu terlihat sangat tidak tertarik pada Vin, meski Vin sudah mengatakan bahwa dia juga keturunan iblis.
Perempuan itu malah semakin mengeratkan genggamannya di tangan Vin dan menyeret tangan kiri Vin dengan paksa.
"Ka-kakak! Ampuni kami! Kenapa kau tidak mendengarkan keseluruhan ceritaku dulu, eum? Aku ini masih ada turunan Ratu Iblis. Bisa jadi kita ini adalah saudara jauh lho, Kak!" Vin semakin gencar membujuk perempuan itu untuk melepaskannya.
Setelah berada di depan pintu besar, perempuan berambut indigo tadi mendorong tubuh Vin dan Mir untuk keluar. Perempuan itu mendorong secara kasar.
Bruk!!
Tubuh Vin dan Mir langsung tersungkur dan telungkup di tanah.
"Aarrgh! Kenapa bisa ada wanita sekasar ini, huh?!" Vin menggerutu sambil meniupi lututnya yang memanas karena terantuk aspal. Ia merasa lututnya berdenyut sakit. Sementara itu, Mir meringkuk di sebelah Vin.
Vin berbalik dan duduk di tanah beraspal. Ia melihat ke sekeliling. Ia mengenal daerah ini. Ini adalah jalanan di dekat rumahnya yang berada di Indonesia ini.
"Heh?! Aku sudah pulang ini ceritanya?" Vin memekik seolah tidak percaya.
"Bodoh! Ini bukan tempat untuk makhluk rendahan sepertimu, Bocah!" sungut perempuan yang masih berada di ambang pintu itu. Ia masih menatap tajam ke arah Vin.
"Rendahan? Apa kau bilang?!" Vin berteriak, tidak terima dikatai seperti itu. Sudah dibilang bodoh sekarang disebut sebagai makhluk rendahan lagi. Apa semua perempuan yang berada di Dunia Bawah memiliki sikap sekasar itu? batin Vin.
"Dengarkan aku, Makhluk Rendahan! Pastikan kau memberitahu Tuan Mir untuk tidak membawa makhluk rendahan sepertimu lagi ke kastil ini! Kau selamat karena aku yang menemukanmu, bukan Succubus lainnya." Sorot mata perempuan itu kembali tajam. "Waspadalah! Jika sampai kita bertemu lagi, maka aku yang akan membunuhmu sendiri! Aku bersumpah!" ancamnya.
(Flashback_End)
Ameri sedikit terhenyak. Detik berikutnya, ia menampilkan seringaian yang sungguh mengerikan. Ameri jadi mengingat janjinya yang akan melenyapkan makhluk rendahan yang pernah menyusup ke Kastil Klan Twining jika bertemu lagi.
Vin juga mengingatnya lagi. Sosok yang berada di depannya adalah sosok yang meneriaki Vin penyusup waktu itu. Bedanya saat itu Ameri berambut sebahu, kini rambut Ameri panjang dikuncir dua. Tubuh Vin langsung gemetar ketakutan saking takutnya dilenyapkan oleh sosok itu.
"Sudah kuperingatkan waktu itu, 'kan? Jangan sekali-kali muncul di hadapanku! Jika kita bertemu kembali, aku bersumpah akan melenyapkanmu, Manusia! Dan sekaranglah waktunya, hahaha ...!"
Dan sepertinya, ucapan Ameri saat ini sangat serius. Nyatanya, kabut merah disekelilingnya kini berubah menjadi merah pekat. Mungkin Ameri masih mengumpulkan energinya saat ini.
Vin harus kabur saat ini juga. Tapi, masalahnya, pintu kamar Gil sedang di hadang oleh Ameri dalam mode iblis saat ini.