***
"Aku di sini."
Evan memalingkan wajahnya, menatap ke arah tirai tenda tempat suara Noona terdengar jelas memanggilnya. Pemuda itu segera bangkit di atas kaki-kakinya, melangkah mendekati mantel berbulu miliknya yang tergantung.
Sembari mengenakkan itu, ia mulai melangkah ke luar tenda. Obor api mulai menyala, menyambut datangnya malam yang dingin. Api unggun dinyatakan di beberapa titik kumpul pasukan, tanda kalau mereka menunggu kedatangan Evan untuk berpidato.
"Apa persiapannya sudah selesai?" tanya Evan.
Kepala wanita itu mengangguk pelan, mengangkat tangan menunjukan tinggal sedikit lagi persiapan semuanya benar-benar selesai. Evan mengiyakan sambil melihat dengan seksama, api unggun yang berjumlah ratusan menghiasi perkemahan pasukan Evan.
"Lakukanlah, aku tidak ingin melakukannya ketika bulan semakin naik," balas Evan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com