Maharani berjalan dengan kesal ke arah mobil patroli yang ia naiki bersama Agung. Ia masuk ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil tersebut dengan cukup keras. Agung tertawa melihat Maharani yang kesal.
"Emang enak dicuekin," ujar Agung sambil melirik jahil pada Maharani. Ia sedari tadi memperhatikan Maharani yang menghampiri Bara. Ia juga melihat Bara yang langsung masuk ke dalam mobilnya tidak lama setelah Maharani menghampirinya.
Maharani mendengus kesal. "Kata asistennya dia ada meeting."
"Kan, udah gue bilang. Ngga semudah itu buat ketemu dia. Apalagi kalo lu tiba-tiba nongol terus minta waktunya. Time is money, Ran," seru Agung. Ia kemudian tertawa pelan.
"Tapi, paling ngga ngomong apa, kek. Ini malah langsung ngelempar ke asistennya," gerutu Maharani.
"Udah, jangan kesel-kesel," sahut Agung. "Ntar naksir lu." Agung lanjut menggoda Maharani.
Maharani kembali mendengus kesal.
"Udah ganteng, kaya, single lagi," Agung kembali menggoda Maharani.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com