Sate kambing di zaman ini sangat enak, tidak seperti di zamannya dulu yang tidak dibumbui apa-apa selain garam.
Jika dia bisa kembali ke Desa Heiyun, mungkin dia bisa menemukan jinten dan menjualnya untuk menghasilkan uang.
Dalam sekejap, makanan yang memenuhi kantong kresek tersebut pun dihabiskan oleh Yan Jinyi. Dia bersendawa sejenak dan bersiap melanjutkan makannya, namun sosok seorang bocah laki-laki tiba-tiba muncul di hadapannya.
Yan Jinyi rasa tatapan anak laki-laki itu tertuju pada sate kambing yang ada di tangannya.
Dengan kening berkerut, ia mendongak dan berkata ketus, "Hei, kamu siapa?"
Anak laki-laki itu mengerjapkan mata belonya dengan polos, dan berkata dengan suara selembut lilin, "Mama Jinyi, aku Mumu!"
Sekujur tubuh Yan Jinyi menggigil seketika, "Jangan, jangan panggil aku Mama. Aku masih lajang!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com