Menikah bukan hanya tentang rasa,
menikah itu tentang bersepakat bukan adu kuat, menikah itu tentang memahami bukan menuntut di pahami, menikah itu tentang ibadah bukan adu masalah.
_Salma Annabilla
"Aku ingin jadi yang setabah daun yang jatuh di musim gugur atau pun terlepas dari tangkainya karena angin berhembus. Tabah, luruh, patuh, dan menurut pada yang di atur untuknya. menerima lapang dada dan ikhlas meski ia terlepas" rintihnya dalam hati.
Penyakit yang di derita Salma semakin parah, sementara itu ke salah pahaman Adit terhadapnya belum juga selesai. batiniahnya terluka, suami yang begitu ia cintai dengan mudahnya percaya pada orang lain di bandingkan dengannya dirinya sendiri.
Salma sangat terpukul, begitu banyak beban dalam hidupnya sehingga tak ada satu orang pun yang bisa memahaminya terutama suaminya sendiri. semua orang hanya bisa menyalahkan dirinya, semua hanya terpacu pada kesalahannya bukan kebenarannya. terkadang orang hanya mengingat satu kesalahan di bandingkan dengan seribu kebaikan, oleh karena itu manusia hanya bisa memandang rendah ketika hanya pendengarannya yang mereka pakai bukan penglihatannya.
Hingga saat Adit pergi dari rumah dengan keadaan penuh kemarahan, pada saat itu pula dirinya tak bisa mengontrol diri, yang ada di pikirannya hanya sebuah kekecewaan terhadap Salma. Adit menyetir mobil dengan kecepatan penuh hingga mobil yang dia Kendarai hampir saja menabrak seorang bapak-bapak yang tengah menyebrang dengan cepat Adit mengalihkan putaran mobil itu sehingga menabrak pohon.
Bughh...
Adit menabrak pohon dan dahinya terbentur stir mobil hingga tak sadarkan diri. karena benturan yang sangat keras darah pada dahinya begitu banyak mengalirkan darah. semua orang beramai-ramai menghampiri sebuah kecelakaan mobil milik Adit dan mencoba menyelamatkannya. salah seorang membawa Adit ke rumah sakit terdekat, Adit yang tak sadarkan diri di baringkan di ruangan ICU.
Sementara itu pihak rumah sakit mencoba seseorang untuk menghubungi keluarga korban, karena keadaannya yang saat ini sedang kritis. seorang pria berhasil menemukan ponsel milik Adit dan mencoba menghubungi salah satu keluarganya.
Tiba-tiba ponsel milik Salma berdering, Salma meraih ponselnya yang ternyata panggilan masuk dari suaminya. dengan cepat dirinya mengangkat panggilan dengan tanpa jeda mulutnya terus menerus bertanya sehingga tak menyadari bahwa yang menghubunginya bukan Adit.
"Hallo?, kau dimana?, aku tahu aku salah, pulanglah aku mohon" pintanya dengan isak tangis.
Tangisnya seketika terhenti setelah mendengar suara asing dari ponsel milik suaminya yang ternyata itu bukan Adit melainkan orang lain. sontak Salma terkejut, ia mengeraskan suaranya dan bertanya-tanya dimana suaminya berada, dirinya terheran-heran kenapa ponsel Adit ada pada orang lain, dan seseorang mencoba menjelaskan kejadian yang telah terjadi, memberitahu bahwa suaminya sekarang dirawat di rumah sakit Cempaka indah.
Mendengar hal itu Salma terkejut, ponsel yang di genggamnya terjatuh dan membuat dirinya tersungkur lemas. rasa perih menyengat di seluruh bagian wajah Salma, penuh ke khawatiran dalam dirinya mengingat bahwa semua terjadi karena dirinya. dengan segera Salma melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuruni anak tangga dan mencoba memberitahu semua orang yang ada di rumah.
Langkanya terhenti, dengan pipi penuh air mata Salma menemui ibu Renata sehingga penuh tanda tanya semua orang memperhatikan Salma bertanya-tanya kenapa dia menangis dan cemas. Salma pun memberi tahu kepada semua orang bahwa saat ini Adit di rawat di rumah sakit karena kecelakaan. sontak semua terkejut mendengar pernyataan Salma. serentak mereka pun pergi menuju rumah sakit.
****
Hingga setibanya di sana ibu Renata berlari menghampiri Suster menanyakan di ruangan mana saat ini anaknya di rawat. Suster pun menunjukkan ruangan dimana Adit berada.
"Saudara Adit di rawat di ruangan ICU bu" jawab Suster.
Bergegas mereka pun menuju ruangan ICU, setelah sampai di ruangan tersebut tiba-tiba Dokter keluar dari pintu kamar dimana Adit di rawat. semua orang cemas terutama Salma yang tak henti-hentinya menangis karena merasa khawatir dengan keadaan suaminya.
Ibu Renata menanyakan bagaimana dengan keadaan anaknya saat ini, dan Dokter pun menyatakan bahwa keadaan Adit saat ini sangat kritis sehingga membutuhkan banyak darah dan darah yang di butuhkannya adalah golongan darah O karena benturan keras tersebut mengakibatkan terjadinya pengeluaran darah yang begitu banyak.
Dokter menyarankan agar segera melakukan pendonoran darah karena jika tidak di tangani dengan cepat akan berakibat patal. Ibu Renata menyodorkan tangannya menyuruh dokter agar mengambil darahnya namun Dokter tidak bisa mengambil darahnya karena melihat kondisi Ibu Renata yang mengalami tensi darah rendah sehingga Dokter menyatakan tidak.
"Ambil saja darah saya Dok" sahut Salma membuat semua orang kaget.
Dokter pun segera menyuruh Salma untuk menuju ruang donor darah, selang beberapa menit Dokter menyatakan pada Salma bahwa darahnya tidak bisa di ambil karena penyakit kanker yang di alaminya adalah salah satu penyebab darahnya tidak bisa di ambil. Salma merasa sangat cemas entah bagaimana yang harus dia lakukan supaya bisa mendapatkan donor darah untuk suaminya Adit.
Semua keluarganya tahu bahwa Dokter tidak bisa mengambil darahnya Salma, namun sampai saat ini semua tidak ada yang tahu bahwa dirinya memiliki penyakit kanker. dan Ibu Renata pun terkekeh marah pada Salma, memarahi dirinya sampai menyalahkan bahwa semua yang terjadi adalah kesalahannya.
"Dasar wanita tak berguna!" pekiknya menatap tajam Salma.
Pak Raman suaminya mencoba menenangkan Ibu Renata supaya bersikap baik dan tenang, lalu menasehatinya bahwa saat ini.
" Adit butuh pertolongan kita bukan pertengkaran" ujarnya.
Salma berlari keluar dari rumah sakit dengan wajah penuh air mata. dirinya berusaha mencari seseorang untuk bisa mendonorkan darahnya untuk Adit. berbagai cara akan dia lakukan agar bisa menyelamatkan suami yang sangat di cintainya, bahkan dia rela berjalan ke sana ke mari mencari orang yang bisa mendonorkan darahnya, dengan keadaan lemas Salma menahan rasa sakit pada rahimnya yang saat ini mulai kambuh kembali.
Tak menghiraukan rasa sakit yang di deritanya Salma tak mengenal lelah walau pun keringat dingin mulai keluar dari pori-pori tubuhnya.
hingga selang beberapa jam akhirnya Salma menemukan donor darah yang cocok untuk Adit, namun setibanya di rumah sakit Salma dengan segera memberitahu bahwa ia berhasil membawakan donor yang cocok untuk suaminya, tetapi Dokter bilang bahwa donor darahnya sudah selesai. sontak Salma terkejut dan bertanya-tanya siapa yang telah mendonorkan darahnya untuk Adit, lalu Ibu Renata pun menyaut pertanyaan Salma.
"Apantika lah yang telah mendonorkan darahnya untuk Adit" dengan bangga.
Lantas Salma pun merasa sangat bahagia setelah mendengar bahwa akhirnya Adit telah selamat dan ia pun mengucapkan terima kasih kepada Apantika karena telah bersedia mendonorkan darahnya. Ibu Renata menyeringai sinis dan membanding-bandingkan Salma dengan Apantika sehingga sedikit membuat Salma tersinggung, namun Salma berusaha tak menanggapinya karena baginya saat ini kesehatan Adit yang paling utama.