webnovel

BAB 3 . MERMA DAN KEINGINANNYA

Dasar lautan sangat dingin.

Tubuh Aran kaku tak bisa bergerak.Efek kedinginan.Pintu yang tertutup itu terbuka.Dibuka dari luar oleh salah satu Puteri Duyung yang kebetulan lewat disitu.

Pandangan tembus pandang sang Puteri Duyung itu bisa melihat sosok Aran yang tak sadarkan diri itu.Puteri Duyung itu segera memegang salah satu tangan Aran yang kaku dan menariknya keluar dari ruangan itu.

Aran terbangun saat dia sudah terbaring di atas ranjang mutiara.Dia terkejut melihat pemandangan yang tak biasa di sekitarnya.Dinding kamar ini dari mutiara.Apa dia sudah mati dan ada di Surga?,batinnya.Dia mencubit pipinya,dan terasa sakit.Tidak,dia masih hidup.Aran yakin itu.

Aran bangkit dari ranjang.Tubuhnya bugar sekali.Sungguh ini keajaiban baginya.Sepertinya ada yang sudah mengobati dan merawatnya.Puteri Duyung yang menolongnya masuk ke ruangan itu,dia kini berwujud layaknya manusia biasa.

"Siapa kau?"tanya Aran penasaran."Apa kau yang menolongku?"

"Namaku Merma"jawab Puteri Duyung itu lembut."Ya.Aku yang menolongmu."

"Imbalan apa yang kau harapkan dariku?"tanya Aran.

"Kau cerdas juga rupanya."jawab Merma."Aku menolongmu agar kau juga menolongku."

Merma menyampaikan keinginannya kepada Aran.

.....

Aran dengan gagah berani berdiri di atas kapal barunya.Kapal itu diberikan oleh Merma.Kini dia kembali menjadi bajak laut dan mengarungi lautan luas.Aran juga memiliki 7 orang anak buah,7 orang itu adalah orang-orang yang juga pernah diselamatkan oleh Merma.

Aran menamai kapalnya dengan sebutan Bahteraran.Bahteraran berlayar dengan gagah menuju tujuannya.

Dan Aran kesasar untuk kedua kalinya.

"Gawat.Aku tidak bisa menjalankan keinginan Merma kalau kesasar begini....."kata Aran kepada salah satu anak buahnya yang sedang mengemudikan kapal.

"Jadi,apa yang akan kita lakukan?"tanya sang pengemudi kapal yang bernama Oppog.

"Entahlah.....saya juga asing dengan perairan ini...jangan-jangan kita kesasar di perairan misterius yang penuh dengan kapal-kapal hantu....."kata Aran.Dia mendadak teringat dengan pengalamannya di masa lalu.

Salah satu anak buah Aran datang bersama salah satu anak buah Aran yang lain,mereka mendekati Aran dan Oppog.Iqad dan Kolip.Kedua tangan Kolip sudah diborgol dan Iqad menodongkan pistol di kepala Kolip.

"Ada apa ini?"tanya Aran heran.

Iqad menendang punggung Kolip,Kolip terjatuh di lantai kapal.Dia segera berlutut di hadapan Aran.

"Maafkan saya,komandan."kata Kolip ketakutan.Iqad masih menodongkan pistol ke arahnya.

"Dia yang sudah menukar peta kita sehingga kita kesasar seperti sekarang ini."kata Iqad kepada Aran,matanya tertuju kepada Kolip yang sudah sangat ketakutan.

Aran langsung menyuruh Kolip untuk berdiri.Kolip patuh.Begitu Kolip sudah berdiri di hadapannya,Aran langsung menampar Kolip dengan keras.Hidung Kolip berdarah dan pipi kanannya merah lebam karenanya.

"Siapa yang menyuruhmu?!"seru Aran murka kepada Kolip.

"Mata-mata Garman.....Garman sudah tahu dengan rencana Merma..."kata Kolip jujur.

"Jadi kita ada di perairan misterius?"tanya Aran.

"Ya.Tak ada yang berhasil hidup jika sudah masuk perairan ini."jawab Kolip.

"Lalu kenapa kau mau mengkhianati kami?"tanya Aran tak habis pikir dengan tindakan Kolip.

"Ini demi anakku.Anakku akan dibunuh Garman jika aku tidak berkhianat."kata Kolip sambil meneteskan airmatanya."Aku tahu resiko dari perbuatanku adalah mati,maka bunuhlah aku....aku sudah siap mati...."

Aran mengeluarkan pistol dari sakunya.Dia kemudian menembak kepala Kolip.Darah menetes keluar.Kolip tewas seketika.Tubuhnya diangkat oleh Aran sendirian.Aran kemudian melemparkan jenazah Kolip ke lautan luas sambil berujar seperti ini :

"Wahai penguasa wilayah perairan misterius.....inilah tumbal dari kami,maka bebaskan kami dari perairan ini....."kata Aran penuh harap.

Tumbal sudah dilemparkan namun Bahteraran masih terombang ambang di perairan misterius itu.Aran mulai melihat sebuah kapal yang berlayar tak jauh dari mereka.Bahteraran merapat pada kapal itu,Aran memeriksa kapal itu.Dan seperti masa lalu,kapal itu kosong melompong dan ada emas bertumpuk di salah satu ruangannya.

Aran tersenyum.Dia sudah punya pengalaman sebelumnya,dia tidak akan terjebak untuk kedua kalinya.Dia urung menyentuh emas-emas itu meski hatinya berontak untuk melakukannya.Aran memilih untuk meninggalkan kapal itu dan kembali menuju Bahteraran.

Bahteraran kemudian meninggalkan kapal itu.Melaju kencang tertiup angin.Aran tetap tenang menanggapi keadaan ini.Dia yakin dia bisa melewati semua ini dengan selamat.Aran gagah berani berdiri di luar ruangan kapal.Berada di bagian depan kapal memandang ke depan.Mempelajari situasi.

Tak terduga mendadak puluhan anak panah menyerang Bahteraran.Salah satu anak panah malah menggores leher Aran.Goresan itu menghadirkan setetes darah yang segera dihapus oleh Aran.Aran kemudian berlindung di dalam kapal.

Dari balik jendela kapal Aran mengintip ke luar.Serangan masih terus terjadi.Anak-anak panah semakin banyak yang hadir.Tak jelas dari arah mana.

"Ini pasti ulah salah satu kapal hantu.....kapalnya pasti tak terlihat,begitu juga para awak kapalnya."kata Aran kepada salah satu anak buahnya yang bernama Bomi.

Aran kemudian berlari ke arah tempat kemudi.Dia memerintahkan Oppog untuk terus mengemudikan kapal tanpa harus merasa takut.

Ombak bergulung-gulung hadir menghantam Bahteraran.Bahteraran melawannya dengan gagah berani.Kini Bahteraran berhasil melewati serangan panah-panah berbahaya.

Aran kembali keluar dari ruangan kapal.Menuju bagian depan kapal.Dia menggunakan teropongnya.Dari teropong itu dia bisa melihat ada sebuah kapal yang mirip dengan ciri-ciri yang digambarkan Merma kepadanya.Kapal itu mirip kapal milik Garman.

"Apa Garman juga kesasar?"tanya Aran kepada dirinya sendiri.Senyuman tersungging di bibirnya."Syukurlah kalau begitu."

Bahteraran melaju mendekati kapal itu.Benar dugaan Aran,kapal itu adalah milik Garman.Aran segera menembakkan anak panahnya ke arah salah satu anak buah Garman yang ada di bagian depan kapal itu.Anak panah itu tepat menembus jantung orang itu.Orang itu terkapar seketika.

Aran tersenyum senang.

..............