webnovel

Bagaikan Rama & Sinta

Versi 01 : Cinta yang Hilang dan Ditemukan Novel ini menceritakan kisah cinta abadi antara Titah dan Kamil, dua sahabat masa kecil yang dipisahkan oleh waktu dan nasib selama 17 tahun. Mereka bertemu kembali dan jatuh cinta, namun sebelum mereka dapat menikah, masa lalu Titah yang kelam muncul kembali dalam bentuk Kevin, mantan kekasih yang jahat dan posesif. Kevin, meski sudah menikah, masih menginginkan Titah dan merencanakan untuk menculiknya. Dia berhasil menculik Titah dan memintanya untuk menjadi istrinya, tetapi Titah menolak dan memilih untuk setia pada Kamil. Kamil, yang mengetahui tentang penculikan ini, berusaha menyelamatkan Titah dan berhasil membunuh Kevin. Versi 02 : Perjuangan dan Pengorbanan Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Titah dituduh oleh warga desa telah berselingkuh dan diusir. Titah memilih untuk pergi dan meninggalkan Kamil, tanpa memberi tahu bahwa dia sedang mengandung anak mereka. Titah melahirkan dua anak kembar, Dzaka dan Dzaki. Sepuluh tahun kemudian, mereka mengetahui tentang ayah mereka dan berniat untuk mempersatukan kembali orang tua mereka. Namun, mereka harus menghadapi tantangan dari warga desa dan adik Kevin yang ingin membalas dendam. Dengan bantuan paman mereka, Fitra, dan sahabat ayah mereka, Rivan, Dzaka dan Dzaki berhasil meyakinkan warga desa dan menemui Kamil. Mereka menceritakan kisah mereka kepada Kamil, yang kemudian meminta mereka untuk membawanya kepada Titah. Akhirnya, Titah dan Kamil bertemu kembali dan Kamil membawa Titah pulang bersama anak-anak mereka. Mereka hidup bahagia bersama, menunjukkan bahwa cinta sejati dapat mengatasi segala rintangan. Novel ini adalah kisah cinta yang penuh dengan drama, konflik, dan emosi, yang akan membuat pembaca terpaku dari awal hingga akhir.

Daoistovzdb20 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
21 Chs

Bab 17

"Loh kalian mau kemana?" tanya teh Indriani.

"Mau ke kamar mandi teteh." jawab Kamil.

"Untuk cuci kaki teh.." jawab Titah.

"Oh ke kamar mandi, cuci kaki." kata teh Indriani.

"Iya teteh.." seru Kamil dan Titah.

"Ya sudah.." sambung teh Indriani.

"Cepat ya, ada yang ingin di sampaikan om Bonifasius pada kalian." pinta ibu Salma.

"Iya bu.." kata Kamil dan Titah patuh.

Di Dapur..

"Kira-kira om Bonifasius mau membicarakan soal apa ya Bubu?" tanya Kamil penasaran.

"Tidak tahu Bibu." jawab Titah juga penasaran.

"Ya sudah ayo kita ke depan sekarang saja nanti takutnya yang lain lama menunggu kita Bibu." kata Titah.

"Oke.." seru Kamil.

Di Ruang Tamu Lagi..

"My younger brother.."

"Yes my brother, why?" tanya om Bonifasius.

"Now it's time to talk according to the plan okay." jawab pak Adam.

"Oh well my brother." kata om Bonifasius.

"All for you two, Titah and Kamil, listen to Uncle Yes, today's uncle will tell the important thing to you so plug you, understand?" tanya om Bonifasius pada Titah dan Kamil.

"Both Union Bonifasius, we are both ready to listen to what the Union Bonifasius said." jawab Titah dan Kamil kompak.

"Okay so uncle wants to tell something, the three days you will be engaged, then a week then you are married." kata om Bonifasius.

"What is our engagement event three days else uncle?" tanya Kamil yang terkejut dengan apa yang di sampaikan om Bonifasius pada Titah dan Kamil.

"Yes it is true." jawab om Bonifasius.

"And a week then just our wedding, uncle?" tanya Titah sama terkejutnya.

"Yes my nephew is true." jawab om Bonifasius lagi.

"Why?" tanya pak Adam.

"Not why - uncle." jawab Kamil.

"Do you mind my daughter about the plan we've prepared for your two future, my daughter?" tanya pak Adam.

"Oh of course not my father, I agree with the plan you prepare for my future and also Kamil, Dad .. I want to be grateful to all of you who have thought about our future in a halal way also in Ridhoi God, father, again I say thank you." jawab Titah.

"You are welcome my daughter, Father happy to be you happy, oh do not forget before you fiancee tomorrow you visit yes to your father's tomb and do not forget to ask the rest at him to launch all your plans tomorrow." kata pak Adam.

"Okay dad.." seru Titah.

"Sampun kang mas?" tanya ibu Salma.

"Sampun diajeng." jawab pak Adam.

"Alhamdulillah.."

"Oh ya mari kita sholat berjama'ah, dilanjutkan dengan makan siang bersama." kata ibu Prameswari.

"Iya bu.." sambung ibu Salma.

Setelah acara pertemuan dan pembicaraan rencana hari tunangan dan pernikahan Titah juga Kamil di umumkan oleh om Bonifasius. Titah dan keluarga pulang ke rumahnya.

Di Mobil Pak Adam..

"Nduk.."

"Inggih bu.."

"Setelah acara pertunangan kalian, lima hari kamu di pingit ya, di hari yang ke enam pengajian dan di hari yang ke tujuh baru acara pernikahan kalian." kata ibu Salma memberitahu Titah.

"Inggih bu, berarti tiga hari Titah terakhir kuliahnya ya bu?" tanya Titah.

"Inggih nduk.." jawab ibu Salma.

Tiga Hari Kemudian..

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Di Kantin Kampus..

"Oh ya nanti kita datang jam berapa ke acara pertunangannya Titah dan Kamil, Don?" tanya Aryo.

"Habis pulang kuliah saja gimana, sekalian kita bantu-bantu di sana?" tanya Dini.

"Setuju.." jawab Anggia dan Lili kompak.

"Oke.." seru Dini.

"Tapi kan kak, kita gak tahu rumahnya Titah dimana." kata Doni.

"Itu mah gampang Don.." sambung Ridwan.

"Caranya gimana kak?" tanya Aldo.

"Haduh.. Tolong deh kalian ini hidup di zaman apa sih, sekarang kan teknologi sudah canggih kita minta saja share lock Titah, gampang kan?" tanya Bagus.

"Oh iya benar itu.. Ya sudah aku whatsapp Titah sekarang ya." kata Aldo.

"Iya gih.." sambung Ridwan.

Kevin yang bertanya-tanya keberadaan Titah yng tidak masuk kuliah akhirnya mengetahuinya dari teman-temannya yang tidak sengaja kevin mendengarnya di kantin kampus.

" Oh jadi Titah tidak masuk karena Titah akan tunangan hari ini. " kata Kevin di dalam hati.

DI RUMAH TITAH

Di Meja Makan..

"Loh kok sepi sekali ya, yang lain pada kemana, bi Jum.." kata Titah.

"Inggih cah ayu." sambung Jumiati.

"Kok rumah sepi sekali sih, yang lain pada kemana bi Jum?" tanya Titah.

"Kanjeng ibu, kanjeng romo, dan tuan Bonifasius sedang menjemput keluarga yang dari Belanda dan dari Jawa cah ayu, den mas Rahmat dan den Ayu sedang mengambil pesanan untuk acara hari ini, mbak Darmi dan mbak Juminten sedang ke pasar, yang ada di rumah saya dan mas jo saja cah ayu, oh ya cah ayu satu lagi yang kelupaan." jawab Jumiati.

"Apa itu bi Jum?"

"Para raden sekolah."

"Oh gitu, ya sudah sekarang siapkan saya sarapan dong bi." pinta Titah.

"Laksanakan cah ayu." kata Jumiati patuh.

"Amit cah ayu.." kata Paijo.

"Inggih lik.." sambung Titah.

Di Dapur..

"Dar.. Loh yang ada Jumiati lagi di dapur." kata Paijo.

"Loh mas jo, enten menapa?" tanya Jumiati.

"Ora tak kira Darmi atau Juminten wis bali ternyata durung ya ora dadi." jawab Paijo.

"Aku ngerti mas jo marang kene mesti arep jaluk pitulung dibuatkan kopi ta?"

"Hehe inggih Jum, pitulung nggih."

"Iya mas jo, tapi mengko ya sakwise aku terna iki dhisik kanggo cah ayu neng meja makan." kata Jumiati.

"Kuwi sarapan kanggo cah ayu ta Jum?" tanya Paijo.

"Inggih mas jo." jawab Jumiati.

"Yen ngono ya wis endi kene sarapanne cah ayu ben aku berikan nang cah ayu, kowe urus kopi aku wae ya Jum.." kata Paijo.

"Oh ngono ya wis iki." Jumiati memberikan sarapan pada Paijo.

Di Meja Makan Lagi..

"Duh kok lama sekali ya sarapan ku datangnya, ku cek HP saja deh.." keluh Titah.

" Ada notifikasi whatsapp dari Aldo. " kata Titah di dalam hati.

**

[Aldo : assalamu'alaikum tah, gua minta share lock dong, habis pulang kuliah gua dan teman-teman mau ke rumah elu.]

[Titah : sudah ya do.]

[Aldo : oke, terimakasih ya tah.]

[Titah : iya do..]

**

Masih Di Meja Makan..

"Amit cah ayu.."

"Inggih lik.."

"Niki sarapanne." Paijo memberikan sarapan pada Titah.

"Maturnuwun lik jo." kata Titah.

"Sami-sami cah ayu, amit." sambung Paijo.

"Inggih lik jo."

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Di Depan Kampus..

"Gimana do?" tanya Bagus.

"Beres kak, nih.." jawab Aldo.

"Oke baik kalau begitu kita jalan sekarang saja yuk ke rumah Titah." kata Ridwan.

"Oke ayo.." seru Lili.

"Seragam juga sudah dibawa nih, yuk.." kata Anggia.

"Berangkat.." seru Doni.

DI RUMAH KAMIL

Di Ruang Tengah..

"Selesai untuk seserahan nya, sekarang tinggal mandi dan siap-siap berangkat." kata Fitra.

"Arya mandi." pinta mbak Ningrum.

"Aaaaaaa siiiaappp.." kata Arya patuh.

"Loh si kasep manten teh?" tanya ibu Prameswari.

"Masih di kamarnya mah." jawab teh Indriani.

"Lah kok masih di kamar sih, kan hari ini acara pertunangannya, sudah siap belum ya, ya sudah kamu bilang Fitra siapin mobil gitu ya." pinta ibu Prameswari.

"Muhun mah.." kata teh Indriani patuh.

Di Depan Kamar Kamil..

"Mil.. Kasep.."

Tok.. Tok.. Tok.. Tok..

Suara pintu kamar Kamil di ketuk ibu Prameswari.

Di Kamar Kamil..

"Em iya, tunggu.." kata Kamil.

Di Depan Kamar Kamil..

"Aya naon mah?" tanya Kamil.

"Loh kok anjeun acan siap mil, hayuk ibak seep eta anggo anggoan nu aya di pengker panto sepen anjeun nya, terus urang mios atos hayang sonten ieu." pinta ibu Prameswari.

"Ha.. Mios ka manten emangna mah?" tanya Kamil.

"Lah anjeun ieu teh kumaha da mil, maenya poho pan dinten ieu acara pertunangan anjeun jeung Titah." jawab ibu Prameswari.