webnovel

BAD DREAM

Ketenangan dan ketampanan itu menutupi semua kegilaannya. Copyright 2NadaNada, 2019

2NadaNada_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
6 Chs

CHAPTER 04

Klik, satu jepretan bagus.

Klik, dua jepretan luar biasa.

Klik, tiga jepretan sempurna.

Tidak perlu kerja keras untuk mendapatkan hasil foto yang sempurna karena para model yang dipilih ketua memang luar biasa. Kalau begini, satu hari pemotretan pun semuanya akan beres. Tinggal edit sana sini dan hasilnya sempurna.

"Sudah?", Ino yang sedari tadi mengawasi melangkah mendekati sang fotografer yang terlihat sangat puas. Ikut memandang hasil jepretannya yang memang kelihatan sangat bagus. Yang ditanyai hanya mengangguk sekali tanpa membuka suara, terlalu fokus dengan kameranya.

"Yap, berarti hari ini telah selesai dan Jidat kau bisa pulang", memandang ke arah Sakura yang mengangguk dan lekas menjauhkan diri dari Sasuke yang sejak tadi berada di sampingnya.

"Hanya itu?", Suara berat bernada pertanyaan mengudara membuat Ino menatap sosok itu heran. "Memang, kenapa kau bertanya begitu?". Ino menaikkan sebelah alisnya yang rapi heran.

"Tidak", Sasuke memilih bungkam dan membuang muka. Menghadap ke arah Sakura yang terlihat bersiap-siap ingin pulang. 'Ck, terlalu cepat'. Pancaran kegelisahan ada dimatanya jika kau jeli memperhatikan dengan segera onyx hitam pekat itu bergulir kearah lain dan menemukan kekasih Ino yang tengah menatapnya sambil tersenyum palsu.

"Pig, aku duluan. Kalau kemalaman nanti aku tidak dapat taksi". Suara lembut Sakura memecahkan pandangan Sasuke dan Sai, yang mana membuat onyx Sasuke semakin memancarkan kegelisahan.

Setelah mendapat sahutan dari Ino, kaki jenjang Sakura langsung melangkah menuju pintu keluar yang ada diruangan itu. Hendak memegang kenop pintu yang terhenti saat suara Sai mengudara. "Hanya foto?, tidak dengan video?". Pertanyaan itu jelas mengarah kepada Ino dan sang Fotografer yang sedari tadi memperhatikan hasil gambar yang telah didapatnya. Langkah Sakura terhenti dan berbalik badan menghadap Ino menanti jawaban.

"Haruskah?, ku kira hanya foto saja". Ino hanya menyahut seadanya, mengembalikan pertanyaan kepada Sai yang sedari tadi duduk di pojok ruangan dengan handphone ditangannya. "Kurasa untuk hasil yang lebih memuaskan kau harus mengambil video mereka yang mempromosikan sekolah atau menyuarakan prestasi, Baby". Panggilan sayang dari Sai membuatnya memutar mata malas dan beralih dengan Sai yang sedikit terkekeh.

"Kurasa Sai benar, kita harus mengambil video mereka berdua. Jidat, tunggulah sebentar lagi". Memandang Sakura yang sedari tadi didepan pintu tak bergerak, merespon pertanyaan dari Ino dengan tatapan keberatan dan bersiap membuka suara.

"Kalau kau takut tidak bisa pulang, kurasa kursi penumpang milik mobil Sasuke muat untuk menampungmu". Serobot Sai sambil terkekeh saat melihat wajah kesal sang sahabat dari kekasihnya itu. Kemudian beralih memandang sang bungsu Uchiha yang terlihat telah rileks dan berhenti tegang seperti tadi. 'Ini akan seru', batin Sai kemudian.

Sakura merasa keberatan akan ide lelaki Shimura itu. Dia tidak terlalu dekat dengan Sasuke, saat kelas satu mereka tidak sekelas dan ketika naik ke kelas dua mereka memang sekelas tapi interaksi mereka bisa dikatakan jarang dan bisa dihitung dengan jari. Dia sedikit merasa segan berbeda hal kalau dengan Gaara. 'Iya Gaara' , Sakura bergegas merogoh sakunya untuk mencari benda elektronik itu dan menghubungi sang sahabat.

"Ikut saja Jidat, jangan merepotkan Gaara dengan bolak balik menjemputmu. Lagipula Sasuke tidak keberatan untuk mengantarmu. Benarkan, Sasuke?". Ino langsung melontarkan pertanyaan. "Hn", jawaban singkat khas Sasuke sekali.

"Baiklah", Sakura mendekat dan meletakkan kembali tasnya ditempat semula. Menghampiri Sasuke yang bahkan tidak bergerak seinci pun dari posisi awal mereka tadi. "Jadi Pig, ayo mulai. Aku tidak ingin kemalaman dan berujung merepotkan Sasuke".

"Baiklah. Ayo!", menoleh ke arah sang fotografer yang ternyata telah siap dengan kameranya semenjak tadi dan sekarang tengah terlihat membidik sang model yang ada didepan dan mengganti mode kamera nya menjadi video. 'Ternyata profesional juga'.

Beralih ke arah Sasuke yang menunduk, sudut bibirnya tertarik memmbentuk senyuman miring yang hampir tak diketahui siapapun. Kemudian kornea matanya bergulir kembali menatap Sai yang juga ternyata menatapnya, Sasuke langsung memutuskan pandangannya dan beralih fokus kearah Sakura yang ada disampingnya.

'Che, apa susahnya bilang terima kasih'. Sai berdecak kesal tapi kemudian tersenyum kembali dan lebih memilih memperhatikan kemana arah cerita ini berakhir.

...

Perjalanan itu entah kenapa terasa lama. Sang gadis bersurai mirip gulali itu lebih memilih menatap keluar kearah pemandangan sana. Tak menyadari bahwa sang lelaki yang duduk dikursi supir itu beberapa kali melirik dan mentapanya lekat. Perjalanan mereka hening tanpa ada yang membuka obrolan, Sasuke dengan sikap cuek nya dan Sakura yang merasa sedikit lelah.

Tapi Sakura merasa tidak enak, dia sudah menumpang mobil orang lain dan malah diam saja. 'Nanti Sasuke malah ambil hati dan menganggap dirinya supir'. Tidak tidak. Itu konyol.

"Sasuke, maaf merepotkanmu. Aku janji ini terakhir kalinya aku ada dikursi penumpang ini. Aku.. "

"Tidak."

"Huh?."

"Tidak merepotkan."

"Ooh iya." Niat membuka obrolan malah berakhir canggung bagi Sakura. Lagipula kenapa Sasuke memiliki suara sedalam itu. Kadang-kadang Sakura merasa sedikit ketakutan saat Sasuke berbicara atau mulai menatap dirinya lekat. "Kau sangat baik Sasuke, aku baru tau". Sakura kembali membuka suara, dia tipe yang tidak bisa menghiraukan seseorang yang ada disampingnya.

"Tidak."

"Huh?. Maksudnya?."

"Aku meminta imbalan." Sasuke mengatakannya sambil menatap Sakura lekat. Hingga sang gadis Haruno tak sadat memundurkan diri hingga kepintu mobil.

"A-apa?, aku tidak punya apa-apa, kalau uang aku ada celengan ayam yang bernama kookie, kau bisa mengambilnya nanti.". Sakura berkata sedikit gemetar makin beringsut mundur seperti kelinci yang terpojok ingin dimangsa serigala.

Sasuke tidak bisa menahan kedutan dibibirnya, dia menarik sebuah senyuman dan berakhir terkekeh merdu atas respon sang gadis Haruno disampingnya itu. 'Polos sekali', tanpa sadar tangannya yang sedari tadi menggenggam kemudi menguat.

"Tidak, aku hanya mau kita lebih dekat." Menyahut setelah bisa menetralkan rasa gemasnya terhadap sang gadis di sampingnya. "Teman?", Sakura kembali mendekat menatap Sasuke melupakan rasa takutnya beberapa saat lalu setelah mendengar suara tawa Sasuke yabg ternyata merdu sekali."Hn."

Mengerutkan kening bingung dengan apa yang diucapkan Sasuke tadi. Tapi Sakura tidak ambil pusing "Okey, sekaramg kita teman." Tersenyum cerah sambil mengulurkan tangan kearah Sasuke. Berjabat tangan adalah tanda kalau mereka sudah dekat.

Sasuke mengambil uluran tangan Sakura dengan sedikit meremasnya membuat Sakura mengernyit tapi kemudian tertawa lepas. "Mulai hari ini kita teman". Sakura berkata sambil menatap Sasuke.

"Hn. Selalu sapa aku dimanapun itu". Sasuke memberi penekanan setelah jabat tangan mereka terlepas. Yang dibalas anggukan semangat oleh Sakura. "Kita memang jarang bertatap muka, tapi akan ku usahakan menyapa dirimu. Sasuke".

"Mulai besok kau akan melihatku Sakura, dimana-mana."

"Huh?, Baiklah". Angguk Sakura kemudian tersenyum. 'Ternyata kelinci polos gampang masuk perangkap serigala', seringai Sasuke nampak menyeramkan.

.. To Be Continue ..

Maaf baru datang , tandai jika menemukan typo. Okey??

Chapter kemaren dan ini sama-sama dapat 35 vote kita double up. Yeaaaay!!

Love,Nana🐣