webnovel

AWAS! Presiden Tsundere

Sebelumnya ia adalah kepala sekretaris di kantor milik Huo Yunting, yang menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di atas meja dan juga di “bawah” meja. Ia juga adalah istri yang patuh di malam hari, saat Huo Yunting menginginkannya. Semua ini adalah penyesalan dan juga pelampiasan dari dosa-dosa yang ia miliki, Lu Zhaoyang harus menelan semua penghinaan ini setengah mati, Ibunya adalah wanita lain dari perselingkungan busuk dari keluarga kaya Hou, yang menggetarkan seluruh keluarga dan membuat ibu Hou marah besar. Mungkin adalah suatu pembalasan yang impas, juga tawaran paling buruk dalam hidup Lu, saat Hou Yunting datang mengrebek rumahnya di suatu hari. “Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu, setiap hari.” Tawaran dibuat dan ia tak bisa berkata tidak. “Kalau kamu belum merasa puas dengan permainan ini.. Baiklah, mungkin kita bisa bermain permainan perceraian, lalu kita menikah lagi, melakukan hal yang sama dan mengucapkan ikrar pernikahan berulang-ulang untuk mempelai wanita, lagi dan lagi. Lagi dan lagi, aku bisa melakukannya. Bukankah itu sangat manis, sayangku?” Apakah itu menggetarkan hati atau malah membuat sedih? BUKANKAH INI SANGAT JELAS? Huo Yunting... dia berhati iblis, fisik dan jiwanya adalah Iblis. Ikuti Fifty Thunder of Huo Yunting! Karena kamu akan melihat dominasi romantis klasik dalam sebuah kantor yang terjadi di dunia modern dengan komedi komedi unik dan episode-episode yang menguncanghan hati!

Shopkeeper Fang · Urbain
Pas assez d’évaluations
981 Chs

Meninggalkan Kota; Meninggalkannya I

Éditeur: EndlessFantasy Translation

Ketika dia terbangun, ternyata hari sudah beranjak siang. Rasa hangat yang berasal dari punggung mengingatkan ia pada sosok pria yang tengah tidur lelap di sampingnya.

Fakta bahwa Huo Yunting dapat tertidur sangat lelap mungkin karena ia merasakan kelelahan sedari kemarin.

Lu Zhaoyang duduk sambil mengenakan pakaiannya. Dia menggoyangkan tubuh Huo sambil berkata, "Waktunya makan."

Dirinya merasa sangat kelaparan.

Melewatkan makan siang dan masih terbaring di atas tempat tidur - pastilah efek musim gugur yang memicu semua kemalasan ini.

Melihat reaksi Huo Yunting yang kurang, Lu Zhaoyang menyelinap keluar dari bawah selimutnya dan berjalan menyeberanginya.

Sebelum dia bisa meninggalkan tempat tidur, tiba–tiba pergelangan kakinya tersangkut di tangannya. Suara lembut pun terdengar. "Bawa makanannya ke sini."

Lu Zhaoyang hampir saja nyaris menghentikan dirinya dan ingin melontarkan kalimat "Dalam mimpimu!".