webnovel

AWAS! Presiden Tsundere

Sebelumnya ia adalah kepala sekretaris di kantor milik Huo Yunting, yang menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di atas meja dan juga di “bawah” meja. Ia juga adalah istri yang patuh di malam hari, saat Huo Yunting menginginkannya. Semua ini adalah penyesalan dan juga pelampiasan dari dosa-dosa yang ia miliki, Lu Zhaoyang harus menelan semua penghinaan ini setengah mati, Ibunya adalah wanita lain dari perselingkungan busuk dari keluarga kaya Hou, yang menggetarkan seluruh keluarga dan membuat ibu Hou marah besar. Mungkin adalah suatu pembalasan yang impas, juga tawaran paling buruk dalam hidup Lu, saat Hou Yunting datang mengrebek rumahnya di suatu hari. “Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu, setiap hari.” Tawaran dibuat dan ia tak bisa berkata tidak. “Kalau kamu belum merasa puas dengan permainan ini.. Baiklah, mungkin kita bisa bermain permainan perceraian, lalu kita menikah lagi, melakukan hal yang sama dan mengucapkan ikrar pernikahan berulang-ulang untuk mempelai wanita, lagi dan lagi. Lagi dan lagi, aku bisa melakukannya. Bukankah itu sangat manis, sayangku?” Apakah itu menggetarkan hati atau malah membuat sedih? BUKANKAH INI SANGAT JELAS? Huo Yunting... dia berhati iblis, fisik dan jiwanya adalah Iblis. Ikuti Fifty Thunder of Huo Yunting! Karena kamu akan melihat dominasi romantis klasik dalam sebuah kantor yang terjadi di dunia modern dengan komedi komedi unik dan episode-episode yang menguncanghan hati!

Shopkeeper Fang · Urbain
Pas assez d’évaluations
981 Chs

Kita Lihat, Polisi Akan Percaya Siapa

Éditeur: EndlessFantasy Translation

Pria botak itu mengenakan setelan jas yang agak sobek, warna jasnya sudah pudar tampak terlihat lusuh sama seperti sepatu tua yang dikenakannya. Ujung sepatunya sedikit terbuka, bahkan dapat terlihat jelas ada beberapa benang jahitan muncul dari dalam ujung sepatunya. Ketika kakinya mengetuk lantai ruang rapat seiring dengan gerakan pahanya, Lu dapat melihat sol sepatunya sudah sangat aus.

Jika Lu harus menemui orang ini bukan karena instruksi presiden, Lu mungkin tidak akan pernah menganggap pria ini sebagai presiden direktur dari perusahaan The Emperor.

"Silahkan," kata Lu dengan sopan saat dia meletakkan cangkir kopi di depan pria botak itu.Kemudian Lu berjalan sedikit mengelilingi setengah meja rapat dan duduk di kursi pilihannya.