webnovel

AWAS! Presiden Tsundere

Sebelumnya ia adalah kepala sekretaris di kantor milik Huo Yunting, yang menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di atas meja dan juga di “bawah” meja. Ia juga adalah istri yang patuh di malam hari, saat Huo Yunting menginginkannya. Semua ini adalah penyesalan dan juga pelampiasan dari dosa-dosa yang ia miliki, Lu Zhaoyang harus menelan semua penghinaan ini setengah mati, Ibunya adalah wanita lain dari perselingkungan busuk dari keluarga kaya Hou, yang menggetarkan seluruh keluarga dan membuat ibu Hou marah besar. Mungkin adalah suatu pembalasan yang impas, juga tawaran paling buruk dalam hidup Lu, saat Hou Yunting datang mengrebek rumahnya di suatu hari. “Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu, setiap hari.” Tawaran dibuat dan ia tak bisa berkata tidak. “Kalau kamu belum merasa puas dengan permainan ini.. Baiklah, mungkin kita bisa bermain permainan perceraian, lalu kita menikah lagi, melakukan hal yang sama dan mengucapkan ikrar pernikahan berulang-ulang untuk mempelai wanita, lagi dan lagi. Lagi dan lagi, aku bisa melakukannya. Bukankah itu sangat manis, sayangku?” Apakah itu menggetarkan hati atau malah membuat sedih? BUKANKAH INI SANGAT JELAS? Huo Yunting... dia berhati iblis, fisik dan jiwanya adalah Iblis. Ikuti Fifty Thunder of Huo Yunting! Karena kamu akan melihat dominasi romantis klasik dalam sebuah kantor yang terjadi di dunia modern dengan komedi komedi unik dan episode-episode yang menguncanghan hati!

Shopkeeper Fang · Urbain
Pas assez d’évaluations
981 Chs

Huo yang Aneh I

Éditeur: EndlessFantasy Translation

Lu tidak ingin membuat masalah dengan orang yang salah.

Dia melirik ke arah Presiden Direktur Du yang membungkuk diam seperti seorang pelayan sementara dia terus berjalan, mengabaikan permintaan maafnya.

"Baiklah, Presiden Du," jawab Huo puas, "Sebaiknya Anda coba untuk melakukan check-up pada tubuhmu yang cacat ketika kamu punya waktu luang, namun bukan berarti kita akan mengantarkanmu berobat ya."

Presiden Direktur Du tersentak kaget. Dia baru saja mendengar Presiden Direktur perusahaan Thunderbolt melontarkan sindiran yang sangat kejam kepadanya dan tampaknya itu sangat serius.

Dia memandang presiden berjalan meninggalkan lapangan rumput seperti layaknya raja binatang buas, bayangannya menyatu di rumput bersama dengan sosok yang anggun. Untuk beberapa alasan, dia merasa seolah pria itu memandang sekretarisnya sepanjang waktu.

Itu adalah hari yang cerah dan terik, namun Presiden Direktur Du merasa punuknya merinding. "Sial," dia menampar wajahnya sendiri, "Mulutku bodoh sekali, jangan sekali-kali lagi berkata konyol!" memaki dirinya sendiri.

Perusahaannya baru saja dipindahkan dari kota lain dan dia hampir mengira akan mendapatkan kesempatan yang bagus karena dia berharap untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan besar yang memiliki reputasi sangat bagus. Yah, hampir sepakat memang. Jika saja dia dapat belajar menutup mulut pada waktu yang tepat, pasti saat ini mereka sudah sepakat untuk tanda tangan kontrak.

Lalu kemudian apa yang harus dilakukan?

Huo Yunting meninggalkan hotel lebih awal, kemudian membawa Lu Zhaoyang kembali ke kantor. Sekretaris Lu ingin membaca dan memeriksa ulang beberapa dokumen penting, namun Presiden Direktur Huo dengan ramah "mengundang" dia ke ruangannya, "Apa lagi? Masih ada beberapa tugas yang harus aku kerjakan, ini bukan tentang -"

Saat itulah dia melihat dari kejauhan, wadah makanan di atas meja.

Sudah masuk waktunya makan siang.

"Sini, izinkan aku menyuapimu makan," Huo Yunting bertanya dengan acuh tak acuh, tidak menyadari bahwa lidah Lu masih dalam masa penyembuhan.

Entah bagaimana Lu patuh pada perkataan Huo, Lu membuka mulutnya lebar-lebar. Ekspresi Lu terlihat normal saja bagi Huo Yunting.

Dia kemudian mengambil wadah makanan dan langsung menuju sofa, sementara Lu mengikuti langkah Presiden Direktur dengan malas, matanya seolah-olah kosong tanpa jiwa karena merasa sangat lapar.

Jika lidahnya tidak sakit, dia pasti akan berteriak, "Mana cepat makanan untukku?"

Huo Yunting berhenti sejenak, menoleh kebelakang dan menatap Lu seperti anak kucing yang terlihat sangat kelaparan.

Sial, dia bahkan terlihat menggemaskan di saat seperti ini. Rasanya aku ingin melakukan sesuatu!

Berpikir sejenak, mendekatkan pipinya sangat dekat dengan pipi Lu, "Cium aku dulu atau tidak ada makanan."

Lu Zhaoyang memutar bola matanya, meskipun akhirnya dia memberikan ciuman singkat.

Bagaimanapun juga momen itu terlihat lucu dan romantis.

Tetapi anehnya, si iblis yang biasanya selalu haus nafsu, kali ini dia tetap diam setelah satu ciuman sederhana.

Huo membuka tutup wadah makanan, uap makanan keluar bersama dengan aroma jahe yang menggugah selera. Lu bisa melihat cairan berwarna kekuningan agak bening di mangkuk

Oh itu sup!

Dia mengambil napas dalam-dalam, membayangkan sup di dalam mangkok itu adalah sup favoritnya, sup ikan gurame, tapi setelah dilihat lebih jelas, itu hanya sup ayam.

Huo Yunting melihat kekecewaan pada wajah Lu, "Tenang saja, kamu makan ini dulu untuk mengisi perutmu yang kosong. Untuk menu makan malam nanti akan disediakan sup kesukaanmu".

"Mhm baiklah!" Lu mengangguk dengan perasaan senang penuh harap.

Huo Yunting menyuapinya satu sendok makan penuh secara bertahap ke mulut Lu. Lu menghabiskan dua mangkuk besar sup dengan cepat.

Huo Yunting mengambil tisu untuk membersihkan noda sup di bibir Lu, memastikan sampai mulut Lu benar-benar bersih. "Oke, sudah selesai." Huo mengumalkan tisunya menjadi bentuk bola dan melemparkannya ke dalam tempat sampah seperti lemparan jarak jauh bola basket, tisu tersebut tepat masuk ke dalam tempat sampah.

Huo kemudian membuka wadah makanan yang lain untuk dirinya, namun sebelum Lu beranjak dari sofa, Huo berkata "Kamu akan istirahat di sini. Kamu tidak boleh pergi sebelum aku selesai makan."

Mendengar itu, Lu terdiam di sofa.

Ruangan presiden direktur yang luas sangat sunyi, hanya mereka berdua dan Lu bisa mendengar jelas Huo mengeluarkan bunyi saat mengunyah makanannya seiring dengan suara jam yang berdetak di dinding belakang sofa tempat mereka duduk.

Huo Yunting menikmati setiap suapan makan siangnya sedikit demi sedikit, makanan itu terasa lebih nikmat ketika makan dihadapan istrinya, setelah selesai makan Huo mengelap mulutnya, "Kamu akan bekerja di ruanganku, di sini."

Lu mengangguk. Yah, menurutnya itu hal yang wajar baginya, karena dia pun terbiasa melakukan hal ini, membantu di ruangan kantor Presiden Direktur.

Lu bekerja sampai menjelang sore hari. Sekretaris lain masuk untuk menyerahkan beberapa dokumen kepada presiden direktur, sebelumnya dia kebingungan kemana Kepala Sekretaris Lu pergi. Sekretaris itu sedikit heran ketika melihat Kepala Sekretaris Lu melakukan pekerjaannya meninjau dokumen di dalam ruangan Presiden Direktur. Dia tidak bisa menahan diri untuk melirik wanita yang sedang sibuk bekerja meninjau dokumen.

Huo Yunting biasanya cuek saja jika ada sekretaris yang masuk kedalam ruangannya mengantarkan dokumen, kecuali terhadap Lu. Namun hari ini Huo bertingkah seperti tidak biasanya.