webnovel

AWAS! Presiden Tsundere

Sebelumnya ia adalah kepala sekretaris di kantor milik Huo Yunting, yang menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di atas meja dan juga di “bawah” meja. Ia juga adalah istri yang patuh di malam hari, saat Huo Yunting menginginkannya. Semua ini adalah penyesalan dan juga pelampiasan dari dosa-dosa yang ia miliki, Lu Zhaoyang harus menelan semua penghinaan ini setengah mati, Ibunya adalah wanita lain dari perselingkungan busuk dari keluarga kaya Hou, yang menggetarkan seluruh keluarga dan membuat ibu Hou marah besar. Mungkin adalah suatu pembalasan yang impas, juga tawaran paling buruk dalam hidup Lu, saat Hou Yunting datang mengrebek rumahnya di suatu hari. “Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu, setiap hari.” Tawaran dibuat dan ia tak bisa berkata tidak. “Kalau kamu belum merasa puas dengan permainan ini.. Baiklah, mungkin kita bisa bermain permainan perceraian, lalu kita menikah lagi, melakukan hal yang sama dan mengucapkan ikrar pernikahan berulang-ulang untuk mempelai wanita, lagi dan lagi. Lagi dan lagi, aku bisa melakukannya. Bukankah itu sangat manis, sayangku?” Apakah itu menggetarkan hati atau malah membuat sedih? BUKANKAH INI SANGAT JELAS? Huo Yunting... dia berhati iblis, fisik dan jiwanya adalah Iblis. Ikuti Fifty Thunder of Huo Yunting! Karena kamu akan melihat dominasi romantis klasik dalam sebuah kantor yang terjadi di dunia modern dengan komedi komedi unik dan episode-episode yang menguncanghan hati!

Shopkeeper Fang · Urbain
Pas assez d’évaluations
981 Chs

Hadiah Ulang Tahun II

Éditeur: EndlessFantasy Translation

Aku masih tidak percaya ini adalah hadiah ulang tahunku, Huo Yunting.

Lu Zhaoyang beranjak dari kursinya untuk mengambil beberapa teguk air hangat sebelum kembali berkutat menyelesaikan beberapa dokumen lagi di meja kerjanya.

Hari sudah mulai malam ketika salju turun lagi. Hujan salju putih yang turun terlihat indah, namun menghembuskan angin yang membeku dan mengetuk jendela terus menerus. Tepat ketika Lu Zhaoyang sepenuhnya menikmati pemandangan indah itu lewat jendela kantor, telepon di atas mejanya berdering lagi. Dia hampir saja tersedak air hangat yang dia minum. "Siapa yang menghubungi pada waktu sekarang ini?" Dia bertanya-tanya.

"Apa?" Lu bingung ketika dia melihat ID si penelepon, itu datang dari kantor Presiden Direktur.