webnovel

AWAS! Presiden Tsundere

Sebelumnya ia adalah kepala sekretaris di kantor milik Huo Yunting, yang menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di atas meja dan juga di “bawah” meja. Ia juga adalah istri yang patuh di malam hari, saat Huo Yunting menginginkannya. Semua ini adalah penyesalan dan juga pelampiasan dari dosa-dosa yang ia miliki, Lu Zhaoyang harus menelan semua penghinaan ini setengah mati, Ibunya adalah wanita lain dari perselingkungan busuk dari keluarga kaya Hou, yang menggetarkan seluruh keluarga dan membuat ibu Hou marah besar. Mungkin adalah suatu pembalasan yang impas, juga tawaran paling buruk dalam hidup Lu, saat Hou Yunting datang mengrebek rumahnya di suatu hari. “Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu, setiap hari.” Tawaran dibuat dan ia tak bisa berkata tidak. “Kalau kamu belum merasa puas dengan permainan ini.. Baiklah, mungkin kita bisa bermain permainan perceraian, lalu kita menikah lagi, melakukan hal yang sama dan mengucapkan ikrar pernikahan berulang-ulang untuk mempelai wanita, lagi dan lagi. Lagi dan lagi, aku bisa melakukannya. Bukankah itu sangat manis, sayangku?” Apakah itu menggetarkan hati atau malah membuat sedih? BUKANKAH INI SANGAT JELAS? Huo Yunting... dia berhati iblis, fisik dan jiwanya adalah Iblis. Ikuti Fifty Thunder of Huo Yunting! Karena kamu akan melihat dominasi romantis klasik dalam sebuah kantor yang terjadi di dunia modern dengan komedi komedi unik dan episode-episode yang menguncanghan hati!

Shopkeeper Fang · Urbain
Pas assez d’évaluations
981 Chs

Bahagia itu Sederhana

Éditeur: EndlessFantasy Translation

Lu Zhaoyang telah menyiapkan bubur sereal dengan toping labu kuning dan kurma merah diatasnya. Dia mendengar jejak langkah kaki di belakangnya dan berbicara tanpa menoleh ke belakang, "Sekarang giliranmu untuk mencoba masakanku."

Huo Chen berjalan perlahan mendekatinya dan memperhatikan lingkaran hitam yang berada di sekitar matanya.

"Apakah tidurmu kurang nyenyak?"

"Butuh waktu untuk menyesuaikan diri di tempat baru. Karena semalam aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, jadi sengaja aku bangun lebih awal." Dia memaksakan senyum di wajahnya dan menjawab pertanyaan Chen dengan mudah.

Sereal berwarna keemasan yang ditaburi dengan kurma merah disajikan dalam dua mangkuk. Baunya sangat harum.

Dia mengambil mangkuk ke atas meja makan dan berkata, "Maafkan jika rasanya tidak enak."

Huo Chen mengikutinya dari arah belakang, membawa piring telur bersamanya. "Kau sudah melakukannya dengan sangat baik. Ini sarapan khas di Kota Z."