webnovel

AWAS! Presiden Tsundere

Sebelumnya ia adalah kepala sekretaris di kantor milik Huo Yunting, yang menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di atas meja dan juga di “bawah” meja. Ia juga adalah istri yang patuh di malam hari, saat Huo Yunting menginginkannya. Semua ini adalah penyesalan dan juga pelampiasan dari dosa-dosa yang ia miliki, Lu Zhaoyang harus menelan semua penghinaan ini setengah mati, Ibunya adalah wanita lain dari perselingkungan busuk dari keluarga kaya Hou, yang menggetarkan seluruh keluarga dan membuat ibu Hou marah besar. Mungkin adalah suatu pembalasan yang impas, juga tawaran paling buruk dalam hidup Lu, saat Hou Yunting datang mengrebek rumahnya di suatu hari. “Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu, setiap hari.” Tawaran dibuat dan ia tak bisa berkata tidak. “Kalau kamu belum merasa puas dengan permainan ini.. Baiklah, mungkin kita bisa bermain permainan perceraian, lalu kita menikah lagi, melakukan hal yang sama dan mengucapkan ikrar pernikahan berulang-ulang untuk mempelai wanita, lagi dan lagi. Lagi dan lagi, aku bisa melakukannya. Bukankah itu sangat manis, sayangku?” Apakah itu menggetarkan hati atau malah membuat sedih? BUKANKAH INI SANGAT JELAS? Huo Yunting... dia berhati iblis, fisik dan jiwanya adalah Iblis. Ikuti Fifty Thunder of Huo Yunting! Karena kamu akan melihat dominasi romantis klasik dalam sebuah kantor yang terjadi di dunia modern dengan komedi komedi unik dan episode-episode yang menguncanghan hati!

Shopkeeper Fang · Urbain
Pas assez d’évaluations
981 Chs

Akhirnya Huo Chen Tiba!

Éditeur: EndlessFantasy Translation

Ketika dia selesai berbicara, dia merasakan punggung tangannya dingin akibat tersenutuh oleh bibir Jinzhi.

Gu Jinzhi mencium tangannya lembut dan cepat.

Sebelum dia bisa melarang, tangannya segera dilepaskan.

"Wen He ..." Dia tersenyum bahagia dan berkata, "sekarang aku akan tidur."

Gu Jinzhi menutup matanya dan membiarkan kegelapan menyelimuti dirinya.

Beberapa saat kemudian, langkah kaki itu terdengar semakin keras.

Ada keributan di luar sana.

Kemudian, Wen He mendengar seseorang telah memindahkan runtuhan batu-batu itu. Ketika satu demi satu reruntuhan itu berhasil di angkat, sinar matahari mulai menembus masuk ke dalam mobil melalui celah-celah.

Dia menangis kencang dan merasa bahagia, "Huo Chen! Aku di sini! "

"Wen He!"

Suara rendah Huo Chen terdengar cemas, tetapi sekaligus menjadi lega.

"Jangan bergerak, tunggu saja di situ."

"Baiklah!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com