Aini menatapnya, lalu menghela napas dan menatap ayah ibu Mursal yang sudah saling tatap. Entah apa yang mereka pikirkan, tapi dia berharap ayah dan ibu Mursal akan mencegah niat guru bahasa Arabnya itu.
"Kamu sakit apa?" Saat Mursal tengah memberikan air hangat yang di ambilkan Madinah, Fahira bertanya dengan penuh perhatian.
Aini menghela napasnya, melihat Mursal yang tampak santai dan menatap ayah ibunya.
"Aini ada penyakit, Ma, Pa. Namun, Mursal yakin dia bisa sembuh jika di rawat dan di obati. Itulah sebabnya, Mursal ingin menjadikannya istri, agar ada yang menjaganya dan Aini bisa beristirahat dengan nyaman tanpa bekerja."
Aini menahan napasnya, lalu melihat wajah gurunya yang tampak serius. Saat dia melihat ayah ibu dari gurunya, mereka tampak mengangguk-angguk.
"Niat kamu memang baik sejak dulu, Mama tahu itu." Fahira tersenyum padanya, lalu bangkit dan menghampiri Aini yang tampak masih pucat.
Aini menghela napas pelan, lalu menatap Fahira yang sudah mendekatinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com