Aini berteriak tak mau, tapi Mursal malah sengaja menjatuhkan dirinya di sebelah sang istri dan mendekap tubuhnya erat.
"Pak, sudah pagi ... Saya bau."
Mursal tersenyum, menanamkan ciuman di bahunya. "Bau? Tidak ada aku mencium bau apa-apa," gumamnya membuat Aini makin berontak. "Kamu malah sangat harum."
Aaaaaaa!
Aini memberontak, hingga akhirnya lepas dan dia bisa menuruni ranjang dengan cepat dan memegang setiap sisi selimutnya.
Mursal bangkit, tapi Aini sudah berlari pergi, masuk kekamar mandi hingga tawa kecil terdengar dari bibirnya. Dia merenggangkan tubuh, lalu bangkit dan merapikan tempat tidur.
Dia mengganti sprey, karena mereka akan pulang. Diambilnya kertas pembersih dari rambut dan juga debu, membersihkan ranjang itu dengan menggunakan alat itu.
Setelahnya, dia membuka tirai. Di tatapnya hari yang terasa sangat cerah dan tidak berawan. Sudah lebih dari seminggu pernikahannya dan dia benar-benar merasakan hari yang bahagia.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com