Aini menyipitkan matanya. "Kenapa harus? 'Kan saya beli dua tadi."
Mursal menatapnya, lalu tersenyum kecil. "Kan kita sedang berdua, kita makan satu tempat saja, begitupun minum."
Aini yang teringat akan ucapan itu pun akhirnya menatap minumannya, lalu menyodorkannya pada Mursal hingga dengan santai pria itu menghisapnya dari sedotan yang sama.
Tak lama, keduanya sudah hening. Hanya ada suara kunyahan yang terdengar dari Aini yang tengah asyik makan rujak. Juga kepedasan akibat sambalnya yang lumayan pedas.
Mursal hanya tersenyum saja melihat istrinya yang kepedasan. Dia santai membawa mobilnya, hingga tiba di pekarangan rumah Mursal yang dulunya adalah tempat yang lumayan membuat Aini takut memasukinya. Saat Aini masih menjauh dan tidak terlalu mau dekat dengannya, hingga akhirnya agak gugup dan ketakutan saat dia membawanya kemari.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com