"Ke desa?"
Aini mengangguk tanpa melihat Azizah yang baru bertanya. Sahabatnya itu memandanginya sambil makan, dia tahu hal itu. Sementara dia memilih untuk tunduk karena tahu Azizah akan menanyainya.
"Kamu yakin, Ain?"
Aini langsung menghela napas, lalu mengangkat kepalanya demi bisa melihat sahabatnya itu.
"Yakin," gumannya sambil menghela napasnya lagi. "Aku tidak tahu bagaimana, tapi aku juga harus mencari ayah ibuku. Juga kak Haikal. Mereka masih ada di dunia ini atau tidak."
Azizah menahan napasnya mendengar ucapan pelan itu. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan, tapi memang apa yang dikatakan Aini benar.
"Apakah kamu ingat rumah orang tua ayah ibu kamu, Ain?"
"Emm." Aini menatapnya, lalu menggeleng pelan. "Aku melupakan semuanya, Az. Jujur saja, aku tidak ingat apa-apa. Mungkin terhapus karena aku meminum obat-obatan itu."
Azizah tak langsung menjawab, dia turut menghela napas dan menatap wajah Aini yang lebih banyak melarikan tatapan darinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com