Aini melotot sebal, hingga bahunya terasa di sentuh oleh Haikal. "Apa yang kalian bicarakan? Mengapa sampai lari-larian begitu?"
Mursal menatapnya yang tampak malas menjawab. "Tidak ada, Aini memang kepo orangnya. Sejak dulu begitu."
Aini makin kesal mendengar ucapan gurunya, tapi untuk bicara dia begitu malas. Apakah benar dia mengalami kejadian ini karena tidak mendengarkan ucapan gurunya ini? Tapi, dia 'kan bertanya, Mursal yang tidak mau menjawab.
"Aku yang duluan bertanya padahal." Aini bersungut-sungut hingga Mursal dan Haikal serta yang lainnya melihat wajahnya yang cemberut. "Tetapi Pak Mursal tidak mau menjawab. Katanya tentang kebaikan lamaran dan pernikahan, tapi aku tidak di beritahu apa-apa hanya di tanya saja. Siapa yang salah coba?"
Keluarga mereka akhirnya paham apa yang sudah terjadi. Fahira menatap Mursal yang tampak menarik napas perlahan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com