"Ain."
Gadis yang di panggil itu menoleh, lalu tersenyum pada ibunya yang sudah melangkah mendekati.
"Ada apa, Mi?"
"Semua orang menunggu kamu, kenapa masih di sini? Ayo kita ke depan."
Degupan jantung gadis itu terasa. Dia menunduk, melihat piring yang tengah dia rapikan. Ya, dia masih ada di meja makan setelah menyelesaikan makan malam. Entah apa yang terjadi, dia seakan merasa ragu untuk mengikuti keluarganya kedepan.
"Ayo ...."
Suara beserta genggaman lembut ibunya di lengan kembali membuat gadis itu tersadar.
"Kita kedepan," lanjut Zainab seraya melihat asisten rumah tangga yang langsung mengangguk dan mengambil alih pekerjaan Aini. "Ayo, Sayang ...."
Tarikan napas Aini terasa panjang, hingga bibirnya perlahan menyunggingkan senyum. Dia melangkah dengan ibunya, dengan meredam degupan jantung. Ayolah! Ini bukan lamaran, ini masih sekedar kunjungan agar keluarga mereka saling mengenal.
"Kemarilah ...." Zulkar tersenyum pada Aini dengan tangan terulur.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com