webnovel

Asmarandana

Malam yang beranjak pagi, meninggalkan sepi yang bergilir menjadi harapan.  Bersama Sang pagi yang kini telah merindukan malamnya. "Kau tau pagi dan malam bagaikan tembang Asmarandana, ya itu sebuah perumpamaan dimana mentari di pagi hari membara tatkala menemui bulan," kata laki-laki itu yang kini tengah berdiri di depan sang gadis. Gadis yang kini telah berumur 19 tahun itu biasa dipanggil dengan nama Anatasyia Viona Hammid. Dia kini telah berada dipinggiran sungai menikmati mentari yang tengah tenggelam bersama seorang laki-laki yaitu Anandra Jeno Ardiansyah.

Tulisan_Pyy · Romance
Pas assez d’évaluations
56 Chs

22. Rintik Sendu di Awal Bulan

"Make me laugh and I'll make you special today." -Mark Joseph Sanjaya

.

.

Awal bulan November memang selalu diawali dengan musim penghujan apalagi Viona kemarin baru saja memasuki rumah sakit karena cidera pada lehernya, makin suram saja gadis itu jika mendengar rintik hujan diluar sana namun dia tidak bisa menikmatinya. Kalian tau kan Viona pecandu alam, semua yang bertentangan dengan alam dia sukai. Apalagi hujan rintik yang menyebabkan bau tanah menyeruak ke indra penciuman, sangat menenangkan.

Viona udah capek aja baringan terus, sampai-sampai badannya dia miring-miringkan seharian penuh dalam keadaan terlentang nggak enak punggung rasanya cenat cenut minta dipijitin. Apalagi sama kepalanya, Viona udah nggak sabar pengen ngelepas gips yang buat lehernya susah gerak tapi mau gimana lagi meskipun dilepas pun juga bakalan susah gerak karena masih terlalu sakit.

Gadis itu menggeliat kecil saat dirasa punggungnya makin panas.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com