webnovel

ARUNAURA

✔️dingin ✔️ menyeramkan ✔️kejam tak pandang bulu ✔️kasar itulah sifat dari karakter yang familiar disepanjang sudut mata.Ketika semua orang-orang menatapnya maka tidak segan-segan pria satu ini menatapnya kembali dengan tatapan yang tidak kalah tajam. Dia Aruna Varosaza Sanota, pria berdarah dingin ini tidak bisa ditaklukkan bahkan dengan senyuman sekalipun. Baik wanita ataupun pria tidak ada yang berani dengannya kecuali gadis satu ini. Naura Queenslay Werloy, gadis manis dengan senyuman yang bisa menaklukkan hati para pria yang menatapnya. Siapa sangka,kalau gadis ini sangat membenci Aruna karena insiden yang tidak terlupakan. "dasar cowok banci beraninya sama cewek!!" "bangsat nih cewek,elu kagak kenal gue?" "kagak kenal dan kagak mau tahu,asal elu tahu yah gue bakal balas perbuatan elu" "serah" "banci!!!!" "oh,gue tunggu tanggal mainnya"

Yesika_sng · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
5 Chs

04.Are You okay?

Saat ini Aruna dan keempat lainnya sudah berjalan menuju markas setelah membeli martabat karena sekarang Reyhan ngidam.emang elu kira Reyhan hamil apa!

"Eh Coeg makasih yoo udah ngawanin gue beli martabak aku senang sekali" ucap Reyhan dengan gaya cewek membuat semua orang bergedik jijik melihat gaya Reyhan yang seharusnya disebut banci.

"Kawan siapa tuh man?kagak kawan gue jelasnya" ucap Fandi membuat Reyhan menatap nya tajam bak menemukan mangsa.

"Ingat lur pedang lawan pedang kagak bakal bisa" sahut Raja yang tak kalah heboh membuat Reyhan langsung menjitak mahkota kesayangannya.

"Emang elu kira gue kagak waras bangsat nih anak berdua"

"Lagian gue ngawanin elu bukan karena gue pengertian ama Elu yah kali jijik bangsat, liat mbak Dewi buat martabat aduhai keles" Varo tersenyum mesum mengingat kejadian dia saat membantu Mbak Dewi selaku tukang jual martabat.

"Wah mesum parah lu...muka ke pantat kuali sok nyari yang montok"

"Wah Reyhan bangsat,daripada elu sok playboy asli banci"

"Gue tabok elu sini kalau berani!!?"

"TOLONG....HIKS...AKU TAKUT TOLONG" tiba-tiba suara dari arah seberang membuat perdebatan antara kedua Joli ini terhenti.

"Siapa tuh tong kayak ada yang minta tolong?" Tanya Reyhan membuat mereka menatap sekitar termasuk Aruna.

Aruna mendengar suara yang sudah familiar dia dengar disekolah. Bahkan suara yang dia benci saat mendengar kata-kata pedas yang selalu keluar membuat perdebatan diantara mereka muncul.

"Eh anak cewek lur,ngapain tuh Jamilah lari-lari?" Tunjuk Fandi saat melihat seorang wanita yang menangis dan lari tergesa-gesa.

Aruna memperhatikan jelas wajah perempuan itu dan membuat mata Aruna terbelalak terkejut.

"Naura?" Ucap Aruna lalu berlari mendekati tujuan utamanya.

"Hah? Naura ngapain tuh cewek ditempat sepi kek gini?"

"Ngak usah banyak tanya yok samperin"

_-_-_-_-_-_-_

Aruna berlari sekencangnya lalu menarik Naura membuat gadis itu masuk kedalam dekapannya. "Tenang elu bakal aman" ucapnya datar tapi terdengar lembut.

Naura menangis dengan jantung yang berdebar kencang. Setelahnya Aruna melepas pelukan itu dan Naura langsung berlari kebelakang Aruna.

"Sini lu" Aruna melayangkan satu tinjauan kepada Alex dan itu sangat sakit bahkan darah segar sudah keluar dari bibir Alex.

Naura yang melihat adegan itu sudah tidak tahan lagi lalu mengode Alex untuk segera pergi.

"Kita main main di lain waktu saja sayang" ucap Alex sambil tersenyum licik kepada Naura dan pergi melangkah menjauhi area itu. Naura yang mendengar hanya terpukau dengan akting Alex yang benar-benar harus dikasih dua jempol.

Saat Aruna berbalik menatap Naura membuat gadis ini langsung berpura-pura sedih.

"Elu ngak papa?"

"Ngak... makasih"

Setelah semuanya selesai, keempat sahabatnya sudah datang lalu melihat Aruna dengan tepukan tangan mengisyaratkan kalau Aruna sangat keren saat melakukan penyelamatan tadi.

"Wah anjir Aruna elu hebat,kagak salah gue pilih ketua kek elu" kagum Reyhan lalu mendekat kepada Aruna dan ingin memberikan sentuhan diwajah tampan Aruna. Tentu saja itu menjijikkan membuat pria galak ini menghempaskan tangannya dan mendorong jauh-jauh Reyhan yang sepertinya sudah tidak waras.

"Aku takut tahu ngak" Naura cemberut saat semuanya tidak ada yang peduli dengan keadaannya.

"Naura kamu ngak papa?" Reyhan sadar dengan kehadiran Naura dan berniat untuk memeluk gadis yang sepertinya masih ketakutan.

Bukannya mengelak, Naura malahan menerima pelukan itu dan memeluk Reyhan erat. "Aku takut Reyhan tadi aku hampir ajah dipegang-pegang gitu" jelas Naura dengan nada yang manja.

Reyhan melepas pelukan mereka lalu membelai rambut lurus Naura,"tenang sekarang kamu aman, selagi Reyhan sijagoan tampan ada kamu ngak bakal apa-apa" ucapnya penuh kebanggaan.

Pletak.

Varo memukul kepala Reyhan mencoba menyadarkan sahabat satu nya ini yang seperti nya tidak waras.

"Woy banci,mata elu buta yang jelas-jelas nolong Naura itu Aruna bangsat"

"Woy bangsat...kalau gue tahu itu Naura udah gue tolongin luan,yaudah mending kita bawa ajah Naura kemarkas mungkin dia masih trauma" pinta Reyhan lalu mereka berjalan menuju markas yang jaraknya sudah dekat.

Selama perjalanan Reyhan dan Naura bercanda riang tanpa melihat keadaan yang sudah menatapnya mereka iri. Termasuk ke-empat sahabat nya yang melihat Reyhan cemburu. Dasar Playboy dekatin semua cewek.

Tapi beda dengan Aruna yang menatap tajam Reyhan yang sudah dekat-dekat dengan Naura. Entah apa yang terjadi pada mereka sampai-sampai bisa seakrab ini.

"Gue yang nolongin Reyhan yang dapat jatah, bangsat nih cewek mending gue biarin ajah"

Tak lama mereka sampai di sebuah gedung yang yang kalah megahnya seperti punya Naura. Bahkan sangat megah.

"Naura ini markas kita mending kita masuk biar kamu bisa tenang" ucap Reyhan lalu membuka pintu markas dan masuk bersama Naura.

Reyhan mendudukkan Naura lalu mengambil air putih dan langsung saja gadis ini meneguk nya sampai habis karena jujur Naura lelah menangis dan pura-pura sedih.

"Makasih"

"Iya kamu ngak papakan?"

"Ngak kok...aku tadi takut banget" dan Naura kembali manja kepada Reyhan membuat Aruna yang menatap langsung benar-benar ingin memisahkan kedua Joli itu sekarang.

Tangannya sudah gatal ingin menonjok wajah Reyhan yang benar-benar dramatis.

"Eh ngapain elu disana sendirian ditempat sepi kayak gitu?" Tanya Raja memulai pembicaraan karena sudah muak melihat kemesraan kedua Joli yang benar-benar tidak punya hati.

Naura menatap Raja dan mendesah gusar," jadi gini aku tuh pengen seblak jadi katanya kalau pengen seblak yang enak harus lewat dari sini ... yaudah aku pergi sendiri, apalagi tadi taksiny ngak mau masuk lewat sini"ucap Naura mencoba menyembunyikan kebohongan.

"Wah anjir...berani amat elu,kalau kami kagak ada disana,mungkin elu tinggal nama doang" ucapan Fandi membuat Reyhan langsung mengoyor kepala nya kuat.

"Kalau bicara tuh jangan ngegas anjing...elu malah buat Naura tambah takut jadinya" tegas Reyhan.

"Trauma darimananya coba kalau adapun yang megang gue, palingan besok tuh orang yang nyulik tinggal nama doang" batin Naura mencoba untuk tetap baik-baik saja.

"Ngak papa Reyhan aku mending pulang ajah mungkin kedatangan aku buat kalian risih" ucap Naura lalu bangkit berdiri.

"Eh gue antar"

"Ngak usah nanti mamj tiri aku marah,nanti aku bakal dikurung dikamar mandi" lagi-lagi Naura berbohong.

Maafin Naura mami, bukannya ngimana cuma identitas Naura ngak boleh ketahuan...jangan kutuk Naura mami.

"Hah? Mama kandung elu kemana?" Pertanyaan Reyhan membuat Naura duduk kembali dengan muka yang benar-benar sedih.

"Oke aku bakal kasih tahu tapi kalian ngak boleh ngumbar sama semua orang karena aku malu"

"Tenang kita orangnya mah secret"ucap Varo menyakinkan Naura. Mendengar itu Naura hanya mengangguk mengerti lalu mencoba mengumpulkan energi untuk kembali berbohong.

Aruna yang tadinya tidak peduli akhirnya ikut tertarik apalagi mengenai privasi Naura. Entah kenapa cowok satu ini penasaran dengan hidup Naura yang sama sekali tidak dia mengerti.

"Kenalin nama aku Naura Queenslay Werloy, anak angkat dari mami dan papi aku. Sebelum diangkat aku waktu kecil tinggal sama bunda dan papa aku. Tapi kejadian itu membuat kedua orang tua aku meninggal dan aku benar-benar putus asa. Papa aku meninggal karena sebuah rahasia besar yang berpengaruh terhadap perusahaan dan bunda aku meninggal karena pas itu bunda aku lagi nyetir terus ada mobil sengaja nabrak mobil bunda aku hingga akhirnya masuk kejurang pembatasan"

Naura mulai mengeluarkan benih-benih air matanya tidak sanggup menceritakan kejadian yang benar-benar membuat nya terluka.

"Jangan dilanjutin kalau ngak sanggup" ucap Reyhan mencoba untuk mengerti keadaan Naura.

"Terus insiden itu membuat aku terus dibully sampai-sampai ngak ada yang mau kawan sama aku, pertama aku ditaruh dipanti asuhan dan pas SD aku punya dua kawan yaitu Regi dan Sarah. Regi sampai sekarang masih jadi sahabat aku sedangkan Sarah pergi tinggalin aku,dia takut dijauhi semua orang karena temanan dengan anak yatim-piatu kayak aku"

"Udah Naura gue ngak mau liat elu nangis terus" bujuk Reyhan karena tangisan Naura semakin menjadi-jadi.

"Terus pas aku kelas 2 SD,disitu aku diangkat jadi anak mami dan papi aku. Pertama-tama mereka sayang sama aku dan aku nerima mereka jadi orang tua walau belum sepenuhnya. Tapi lama-kelamaan rasa kasih sayang mereka berkurang entah kenapa. Aku ngak dibolehi dekat sama laki-laki padahal Regi itu sahabat lama aku. Pas Regi antarin aku pulang karena rumah kami dekat disitu aku ketahuan jadi mami mukul aku dan kurung aku dikamar mandi"

"Stop Naura..."

"Dan disitu aku tersiksa...hiks...aku ngak punya siapa-siapa...hiks"

"Naura are you okay?"

Bersambung....