"Gue cabut."
"Mau ke mana, Bos?"
Rangga melirik Jeno yang tengah menikmati nasi lengko di basecamp. Saat hari sabtu seperti ini, mereka memang biasanya menghabiskan waktu bersama. Namun kali ini, hanya ada Rangga dan Jeno.
"Gue mau ketemu Saskia. Lo di sini aja jaga basecamp. Gue cabut."
Jeno menghela napas lelah dan meninggalkan makanannya. Lelaki itu duduk bersandar, sembari meratapi nasibnya yang jomblo.
"Seandainya gue punya pacar, pasti hidup gue nggak akan merana kayak gini." Jeno memandangi sebuah lukisan mereka berlima. Di mana dia mengambil posisi jongkok dengan mulut menganga.
"Cih, gimana lo mau punya pacar, Jeno? Ekspresi lo kalau foto aja kayak gitu." Jeno menyadarkan diri dan kembali menyantap makan siangnya dengan lahap.
Kedekatan Rangga dan Saskia semakin menjadi. Lelaki itu merasa ada kenyamanan yang tidak dia dapatkan di dalam diri Arsena. Mungkin karena niatnya pada Arsena tidak serius, atau karena memang tidak ada kemistri di antara keduanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com