webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
413 Chs

Chapter 21: Our Work is not Done Yet

Oleh: Manggala Kaukseya

Lissa pun kembali bersama seorang Kaoma wanita dengan seragam serba putih, kemeja dan celana panjang yang bahannya tampak sangat mirip dengan pakaian para Sarma.

Kurasa yang ia kenakan adalah seragam medis.

"Tuan, ini bu Seansa, bidan yang bertanggung jawab atas kesehatan dan kelahiran begitu banyak bayi di sisi kota ini, termasuk diriku dan saudara-saudariku."

Aku tak pernah bertemu Kaoma tua sebelumnya, akan tetapi wanita ini memancarkan aura dari salah satu tetua di kota ini.

Kulit, wajah, postur, tak satupun dari ciri fisiknya menggambarkan umur yang tinggi. Akan tetapi mengingat para generasi ke-2 di Selebes, mereka juga tak menunjukkan ciri-ciri orang tua yang selalu digambarkan di buku-buku Buana Yang Telah Sirna.

"Oh begitu, Bidan Seansa jika aku boleh tahu, sudah berapa tahun kah dirimu hari ini?"

Lissa tampak setara dengan Lalita saat kami baru lulus dari Papendangan, jadi setidaknya Seansa pasti cukup lebih tua dariku.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com