webnovel

Permintaan Ayah

Pagi Hari yang cerah, seperti biasa Sinta memulai harinya dengan keceriaan, meski Hari ini libur, Dan tentu saja dia tidak akan pergi untuk kuliah. "Sinta, ikut Ayah lari pagi yuk" ajak sang Ayah. Sinta segera bersiap Dan menyusul sang Ayah. Bagaimanapun ini adalah moment yang langka, karena waktu sang Ayah selalu dihabiskan untuk bekerja dikantornya.

Setelah mereka berlari Dan sampai ditaman mereka duduk dikursi sambil memandang banyak orang yang juga sedang olah raga. "sin, bolehkah Ayah bicara satu Hal padamu?" Tanya sang Ayah mulai serius. Sinta hanya mengangguk menjawab sang Ayah.

"perusahaan Ayah sedang mengalami krisis, Santi tentu tahu hal itu, dan kemungkinan kalau Ayah tidak mendapat Dana yangbbesar, kemungkinan rumah Dan segala aset pribadi Kita akan disita" cerita sang Ayah serius. Sebenarnya Sinta cukup terkejut. Ia tentu tidak tahu bagaimana dia bisa membantu sang Ayah. " lalu, gimana yah?" Tanya Sinta lagi.

"Ayah, juga mama tentu tidak ingin kamu terbebani, bagaimanapun kamu yang mengasuh Dan kembesarkan adalah nenek Dan kakek, tapi Ayah tidak tahu harus minta tolong pada siapa, hanya kamu lah , satu - satunya harapan Ayah saat ini" ucap sang Ayah tanpa memandang wajahnya.

Sinta bisa melihat bahwa sang Ayah benar - benar punya beban berat, dan tentu saja dia akan melakukan apa saja yang dia bisa untuk bisa meringankan beban sang Ayah. "lalu, bantuan apa yang ayah inginkan dari Sinta?" Tanya Sinta lagi.

Sang Ayah menghela nafas Dan mengengam tangan anak gadisnya itu. Dipandanginya wajah sang putri bungsu yang selalu jauh dari dirinya itu. "katakan lah yah,,Sinta akan berusaha" ucap Sinta sambil tersenyum hangat.

"om Prasetyo akan membantu Ayah, jika Ada satu dari putri Ayah yang menikah dengan putranya" ucap sang Ayah tanpa berani memandang wajah sang putri.

Sinta mengerti sekarang, makan malam kemaren, bukan hanya makan malam, namun untuk menjodohkannya dengan putra om pras, pantas saja sang Ayah menyuruhnya yang memasak makanan malam itu. Ditatapnya wajah sang Ayah, wajah yang selalu ia rindukan, wajah yang fotonya selalu ia tunjukkan kepada kawan - kawannya. Orang yang selalu ditunggunya setiap liburan tiba. Alasannya begitu bahagia ketika neneknya mengatakan kalau sang Ayah menyuruhnya untuk tinggal bersama.

"apa itu akan membuat Ayah bahagia?" Tanya Sinta sambil tersenyum. Sang Ayah tentu kaget mendengar pertanyaan sang putri. Apakah maksudnya menanyakan kebahagiaannya. Akhirnya sang Ayah menjawab juga sambil tersenyum. "Ya, Ayah bahagia" jawab sang Ayah.

Sinta menghela nafas Dan memandang sang Ayah dengan sayang.

"Ayah, apa Ayah tahu? Ayahlah orang yang selalu aku tunggu disepanjang tahun, Sinta menunggu waktu liburan tiba, Dan Ayah akan datang, Ayah tahu Sinta selalu membawa foto Ayah, dan menunjukkan pada semua teman - teman juga guru- guru, kalau Ayah Sinta bekerja di Ibu Kota Dan pulang tiap liburan, Ayah adalah alasan Sinta mengikuti segala lomba,agar Ayah bangga saat pulang melihat prestasi yang telah Sinta raih. Dan Ayah tahu bagaimana bahagiannya Sinta saat nenek bilang Ayah memintaku kekota dan ingin Sinta tinggal bersama, Sinta selalu berfikir bahwa selama ini Ayah bekerja keras untuk mendapat uang untuk Sinta, bekerja keras agar bisa membeli rumah Dan Kita bisa tinggal bersama seperti kata nenek, Sinta tidak pernah tahu, kalau Sinta punya Kakak juga abang, sampai 3 tahun lalu Sinta bertemu dengan kak Mawar juga abang Arya dirumah kakek Wijaya. Tapi Sinta tetap tidak menanyakan apapun" Sinta berhenti bicara Dan tersenyum lalu diambilnya tangan sang Ayah Dan digengamnya. " jika memang pernikahan ini adalah kebahagiaan Ayah, tentu saja Sinta terima, karena Orang yang ingin selalu Sinta lihat bahagia adalah Ayah" kata Sinta sambil tersenyum.

penyesalan mengerogoti hati sang Ayah. mendengar bagaimana sang putri selalu berharap dia datang, Dan bagaimana sang putri selalu merindukannya, bahkan berfikir kalau dia bekerja sangat keras untuk dirinya, untuk membeli rumah agar mereka bisa tinggal bersama mengahncurkan hatinya sampai berkeping - keping. Padahal disini kadang dia lupa punya seorang putri lain yang selalu menunggu kabar darinya. Dan sekarang sang putri bahkan menerima permintaan yang akan menentukan Masa depannya hanya demi kebahagiaannya. bagaimana dia tidak menyesal meminta sebuah permintaan pada sang anak.