webnovel

Ibuku Suka Laki-laki Kaya

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Mo Lisi pergi ke sekolah diantarkan oleh sopir, karena dia dan Tong Lele merupakan siswa pindahan, tidak peduli mereka adalah anak pejabat atau bukan, jadi mereka harus tetap mengikuti ujian masuk sekolah. Hal itu membuat Mo Lisi dan Tong Lele bertemu di ruang pemeriksaan. Ketika guru melihat ada seorang anak kembar identik, membuat semuanya yang ada di sana sangat terkejut. Tapi, ketika mereka melihat marga mereka yang berbeda, hal itu membuat mereka lebih terkejut lagi. Apakah orang tuanya bercerai? batin guru itu. Setelah selesai ujian, guru itu mengambil kertas lembar jawaban mereka.

Tong Lele segera berlari ke arah Mo Lisi, "Mo Lisi, aku benar-benar tidak menyangka kalau kamu akan datang bersekolah. Selamat ya! Bagaimana ujianmu?" tanyanya.

Mo Lisi mengangkat alisnya sambil berkata, "Begitu disiplin hingga sudah selesai dalam waktu kurang dari 100 menit. Kamu sendiri bagaimana Lele?"

"Mamiku adalah seseorang dengan gelar doktor ganda, jika aku tidak bisa mewarisi kecerdasannya, maka aku akan merasa bersalah pada mami." kata Tong Lele sambil memperlihatkan wajah bangganya.

"Wah... Mamimu sangat hebat. Di usianya yang begitu muda, dia sudah mempunyai gelar doktor ganda." Kata Mo Lisi dengan kagum. "Oh iya, apakah kamu sekarang bisa membawaku pergi bertemu mami? Aku sangat merindukannya." katanya lagi.

Mo Lisi berpikir akan bisa menemui ibunya, dan hal itu benar-benar membuatnya sangat bahagia. Setelah selesai mengatakan itu, dia langsung mengajak Tong Lele untuk berlari keluar. Namun dengan cepat, Tong Lele segera meraih tangan Mo Lisi "Apa yang mau kamu lakukan? Jika kita muncul bersama didepan mami begini, kita akan membuatnya takut." katanya.

Setelah mendengar perkataan tersebut, Mo Lisi terlihat melangkah mundur sambil mengacak-acak rambutnya sendiri, "Oh iya ya! Lalu bagaimana?" tanyanya.

"Tentu saja dengan melanjutkan tukar identitas! Tapi, kamu harus mematuhi aturan yang aku buat. Jika tidak, aku akan membawa mami terbang kembali ke Inggris." kata Tong Lele, seolah-olah dia adalah seorang kakak laki-laki yang sedang merencanakan sesuatu, "Lagi pula, kita harus mencari kebenaran! Kita begitu mirip, apakah menurutmu tidak mencurigakan? Aku akan meminjam identitasmu dan melanjutkan misi untuk menelusuri papi ampasmu itu." katanya lagi.

Jika ternyata Mo Qijue terbukti pernah melakukan sesuatu dan tidak meminta maaf kepada ibunya, Tong Lele berpikir bahwa dia tidak akan berbelas kasihan lagi padanya.

"Lele, kamu benar-benar mempunyai keberanian yang sangat besar. Kamu berani memanggil papiku dengan sebutan papi ampas." Kata Mo Lisi sambil menunjukkan kekagumannya pada Tong Lele.

"Ya... itu karena papimu memang menyebalkan." kata Tong Lele dengan serius menyampaikan fakta. Lalu dia berpikir sejenak, kemudian melihat Mo Lisi sambil berkata, "Aku dengar, papimu tidak tertarik dengan wanita. Aku punya dugaan, karena papimu seperti ini, maka dia menghabiskan uang banyak untuk membelimu dari pedagang manusia?"

Hal itu membuat Mo Lisi menjawab dengan semangat, "Dari yang kamu katakan, artinya aku dicuri dari tangan mami dan dibeli oleh Mo Qijue, begitu? Lele, aku pikir pasti ini sebabnya. karena aku tidak merasakan suatu perasaan seperti hubungan antara ayah dan anak. Aku menduga, dia membayar orang untuk membeliku, kita harus cepat telepon polisi."

Saat Tong Lele melihat Mo Lisi mengeluarkan ponselnya, dia langsung menyambar ponsel tersebut, "Kamu benar-benar bodoh! Dia adalah orang kaya, usahanya tersebar dimana-mana. Jika kamu berniat pergi meninggalkannya, kamu juga harus membawa uang untuk mencari mami. Dasar bodoh!" katanya.

Mo Lisi terlihat berpikir sejenak, kemudian dia mengangguk, "Benar juga, aku telah diabaikannya selama lima tahun. Kenapa aku tidak berpikiran untuk mengambil biaya kerugian mental?" katanya.

Tong Lele mengangguk, "Benar, kamu jangan lemah! Kalau bisa, ambil yang banyak. Ku beritahu ya, jika kamu ingin hidup bersama mami, kamu harus memiliki kemamppuan. Kamu tahu mami suka apa?" katanya kemudian.

 Mo Lisi menggelengkan kepala, "Tidak tahu!" jawabnya.

"Mami paling suka pahlawan batman, karena dia punya banyak uang." kata Tong Lele, kemudian segera merangkul bahu Mo Lisi. Lalu mengajaknya berjalan bersama sambil berkata lagi, "Kamu mengerti maksudku, kan?"

"Iya, aku paham! Mami suka laki-laki yang punya uang banyak!" jawab Mo Lisi dengan mantap...