Udara pagi yang masih segar dan sejuk tak dapat mencairkan suasana panas di dalam rumah Oktavius. Evelyn masih marah padanya bahkan malas untuk bicara barang sebentar. Ia bersikeras akan mengatakan semuanya pada Amanda saat ia sembuh nanti.
Saat Oktavius sedang merapikan dasi tiba-tiba ponselnya berdering. Ia mengamati terlebih dulu nomor yang tertera di layar. Itu nomor yang ia kenal. Pria paruh baya itu pun menaikkan sebelah alisnya. Tak biasanya orang itu menghubungi duluan terlebih di pagi hari begini.
Awalnya Oktavius tak ingin menghiraukan telepon itu. Paling hanya sebuah permintaan maaf karena pekerjaan darinya belum juga beres.
Tetapi ponselnya kembali berdering dan meraung-raung minta dijawab. Oktavius yang kesal pun akhirnya menjawab telepon itu, "ada apa kau menghubungiku berkali-kali?" omelnya.
"Tuan Oktavius, saya bisa membantu Anda," jawab si penelepon yang suaranya berbeda.
Oktavius pun mengernyit, "siapa ini?"
***
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com