webnovel

Annasya

Nasya atau Annasya adalah seorang gadis muda yang harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Dimulai dari kehidupan pernikahannya yang tak seindah cerita novel, berjuang untuk bangkit. Hingga bertahan dari semua kerasnya dunia. Kehidupan rumah tangga yang jauh dari kata romantis, harmonis apa lagi bahagia.

princess_LeeBin · Histoire
Pas assez d’évaluations
7 Chs

6

Nasya terbangun sore hari saat tangan halus Bu Aisyah membelai pelan kepala Nasya yang tertidur pulas karena kelelahan itu.

" Hemm...." Suara Nasya parau sambil membuka matanya yang masih mengantuk.

" Bangun, udah sore." Ucap Bu Aisyah tersenyum ramah.

Nasya masih mengerjapkan matanya yang masih mengantuk itu dan mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya yang masih tertinggal di alam mimpi. Nasya hanya mengangguk menjawab Bu Aisyah, ia mengusap wajahnya agar rasa kantuknya sedikit hilang.

Bu Aisyah pun keluar kamar setelah memastikan anak gadisnya sudah bangun tidur. Setelah pintu tertutup Nasya bangkit dari tidurnya dan duduk di atas kasur merapihkan rambutnya yang berantakan.

" Jam berapa sih?" Gumam Nasya melirik jam dinding. " HAH!!" Nasya terkejut saat melihat jam yang sudah pukul lima sore, pantas saja Bu Aisyah membangunkannya.

" Buset!! Gue tidur pules bener ya?!" Gumamnya lagi turun dari kasurnya dan berjalan ke arah luar kamar.

" Pules tidurnya?" Tanya pak Rudi yang melihat Nasya baru keluar kamar dengan wajah mengantuknya.

" Iya, banget yah!" Ucap Nasya duduk kembali di sebelah pak Rudi. Nasya menyenderkan kepalanya pada bahu pak Rudi yang sedang menonton tv itu.

" Mandi sana udah sore!" Ucap pak Rudi lagi.

Nasya memang sangat manja pada pak Rudi, ayahnya. Maklum saja karena Nasya anak satu-satunya jadi wajar saja jika Nasya manja pada orang tuanya. Nasya hanya mengangguk tanpa merubah posisinya.

" Nanti dulu yah, masih ngantuk." Ucap Nasya. " Oh iya, nanti Nasya mau pergi keluar sama Disha dan Salsa. Gak apa-apa kan ya?" Ucap Nasya meminta izin pada pak Rudi. Meski Nasya sudah dewasa ia masih harus tetap berpamitan dan meminta izin pada kedua orang tuanya jika ia ingin berpergian.

" Ya udah gak apa-apa. Mau kemana?" Tanya pak Rudi masih menonton tv.

" Biasalah, mau main-main aja." Ucap Nasya nyengir.

" Sudah pamit sama ibu?"

" Baru mau pamit. Habis tadi pas Nasya pulang sepi rumahnya, terus udah keburu tidur." Jawab Nasya menegakkan posisi duduknya.

" Ya udah, jangan lupa pamit sama ibu biar gak khawatir." Ucap pak Rudi ramah.

" Siap!" Jawab Nasya semangat sambil memberikan hormat pada pak Rudi.

Nasya bangkit dan menenteng handuknya menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Saat Nasya masuk ke dapur ia melihat Bu Aisyah sedang membuatkan kopi untuk pak Rudi. " Bu, nanti Nasya mau main keluar sama Disha dan Salsa. Boleh?" Izin Nasya pada Bu Aisyah.

" Sudah izin ayah?" Tanya Bu Aisyah.

" Udah Bu tadi, kata ayah gak apa-apa terus suruh izin ibu juga?" Jawab Nasya masih sabar menunggu jawaban ibunya.

" Ya udah gak apa-apa." Jawab Bu Aisyah ramah. Nasya langsung memeluk Bu Aisyah ke girangan. " Ya udah mandi sana." Ucap Bu Aisyah lagi.

Nasya pun segera masuk ke kamar mandi dan segera memulai ritual mandinya untuk menyegarkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi berganti pakaian di kamarnya dan bersiap-siap untuk pergi dengan kedua temannya.

" Ko lemari isinya kaos sama celana jeans doank ya?" Nasya tertawa sendiri melihat isi lemarinya. " Hem...biarin lah." Ucapnya lagi mengambil sebuah kaos t-shirt berwarna navy di padukan dengan celana jeans panjang biasa.

Triiingg...

ponsel Nasya berbunyi, dengan cepat Nasya meraih dan menjawab panggilan itu.

" Halo, kenapa?" Ucap Nasya.

' Lo dimana? abis magrib otw ya?" Jawab Salsa.

" Iya bawel sabar, gue lagi siap-siap kok." Ucap Nasya.

' Oke bye!' Salsa mematikan sepihak panggilan itu.

" Yeh, dasar si dodol. Maen matiin aja!" Gumam Nasya melihat layar ponselnya. " Eh...di bales?" Ucapnya saat melihat ada balasan pesan.

From: +62

Sore Nasya! Sama-sama. Saya harap kamu gak risih sama pesan yang saya kirim untuk kamu:-)

Begitulah isi pesan balasan dari nomer misterius.

" Hem... Siapa ya kira-kira?" Ucapnya lagi sambil menatap lekat pantulan dirinya dan berusaha untuk menebak-nebak siapa kah sebenarnya yang mengiriminya pesan?

Waktu janjian pun tiba, Nasya sudah rapih dan sudah berpamitan pada kedua orang tuanya tadi. Saat ini Nasya sudah di jalan menuju bioskop tempat mereka janjian.

Tak perlu waktu lama Nasya pun sudah tiba di tempat tujuannya, dengan sedikit tergesa-gesa Nasya berjalan memasuki mall menuju bioskop.

Triiingg...

'Halo. Gue udah di dalem ko, tunggu aja." Ucapnya saat menjawab panggilan teleponnya.

' Gue udah di depan bioskop ya sama Kak Salsa.' Ucap Disha.

Klik

Nasya mematikan sambungan ponselnya dan mempercepat langkahnya menuju bioskop.

Dari jauh Nasya melihat Salsa dan Disha yang sedang duduk santai menunggunya datang, terlihat sekali keduanya cepat akrab.

"Hay, sory ya lama?" Ucap Nasya yang ikutan duduk di samping kedua temannya itu.

" Gak apa-apa, untung aja Disha enak orangnya. Kalo gak BT gue nunggu Lo!" Jawab Salsa.

" Ya udah, hayu kita langsung nonton aja dulu. Abis itu baru kita jalan, oke?" Ucap Salsa lagi bangkit dari duduknya.

" Oke!" Saut Nasya dan Disha kompak.

" Pantes Lo berdua jadi adek gue!" Jawab Salsa tertawa menatap mereka. Ya, Salsa memang tiga tahun lebih tua dari Nasya dan Disha.

Ketiganya pun menikmati waktu mereka bersama.

Setelah menonton film kini mereka beralih pada toko-toko baju dan segala pernak-pernik wanita. Ya, maklum lah namanya juga women time. Jadi sudah pasti segala hal tak luput dari pandangan dan minat mereka.

Salsa dan Disha terlihat sangat antusias dan semangat menjelajahi setiap toko yang menurut mereka menarik, sedangkan Nasya? Huft! kakinya sudah terasa lelah mengekori kedua temannya itu.

" Nas, kenapa sih Lo?" Tanya Salsa yang sejak tadi memperhatikan Nasya yang hanya mengekori mereka.

" Gak apa-apa ko." Jawab Nasya mencoba tersenyum ramah. Ia tak ingin mengacaukan acara ini, tapi ia juga tidak bisa tidak tahan dengan kakinya yang sudah terasa pegal.

" Tau ni, orang lagi waktu begini juga. Nikmatin aja!" Ucap Disha yang ikut-ikutan.

" Hem... iya-iya. Orang dari tadi juga gue nikmatin ko, cuman..." Nasya menggantungkan ucapannya membuat Salsa dan Disha meliriknya tajam.

" Apaan?" Tanya Salsa dan Disha bersamaan.

" Cuman....kaki gue pegel! Udah sana Lo berdua aja yang shoping, gue mau ke toko buku aja. Bye!" Nasya langsung ngacir meninggalkan mereka.

" Huh...dasar!" Saut Disha yang melihat Nasya sudah berjalan menuju toko buka yang tak jauh dari tempat mereka.

" Udah lah, ayok kita lanjut. Biarin si Nasya kesana, nanti baru kita susul." Ucap Salsa. Disha pun akhirnya kembali menyusuri toko-toko baju bersama Salsa.

Sementara itu Nasya sudah asik berjalan-jalan di antara rak-rak buku yang menyajikan deretan buku-buku novel, komik dan yang lainnya. Matanya terlihat antusias sekali saat menyusuri deretan novel best seller.

" Mending di sini deh dari pada muterin satu mall begini. " Gumam Nasya saat memilih-milih novel yang menurutnya menarik. Dan akhirnya Nasya pun memilih untuk menunggu sambil membaca saja.

Triiingg

Lagi-lagi ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk. Masih dari nomer yang sama.

From: +62

Malem Nasya, happy weekend. Semoga weekend mu menyenangkan.

Dan kali ini Nasya memilih untuk membalas pesan itu.

To: +62

Thanks, semoga weekend anda juga menyenangkan.

Balas Nasya sopan. Karena ia tidak tahu siapa yang mengiriminya pesan, jadi ya setidaknya ia harus menggunakan kata-kata yang sedikit sopan takut-takut jika ternyata itu adalah orang yang lebih dewasa. Setidaknya membuat penilaiannya menjadi nilai plus kan?

Tak lama Nasya membeli sebuah novel dan membayarnya, tepat berbarengan setelah Nasya selesai membayar. Kedua temannya datang menghampiri pertanda bahwa kegiatan mereka selesai dan menyudahi acara malam ini. Ketiga nya kini pulang ke rumah masing-masing dengan menggunakan kendaraan pribadi mereka.

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam saat Nasya tiba di rumahnya.

.

.

.