MENUJU KE MOSKOW RUSIA ...
Setelah berfoto bersama kami ke kamar sebentar dan kemudian menuju ruang makan. Di ruangan ini culup besar bisa menampung banyak seperti kami, konsepnya seperti di rumah orang jepang. Ada tatami pintu geser dan juga jendela dengan pemandangan bukit dan pegunungan, maka tak heran air panasnya alami dari alam.
Ada meja, jadi kami duduk di bawah di tatami, tapi melingkar di tengah seperti ada perapian. Satu meja terdiri dari empat orang. Setiap meja ada selimut penghangat. Karena ini di kaki gunung maka tak heran udara menjadi sangat dingin kalau malam hari, itu menurut Akio. Dan karena kami semua habis dari Onsen maka badan kami masih hangat. Tak lama datang beberapa pelayan hotel membawa beberapa peralatan. Satu lelaki dan lainnya perempuan. Di tengah sebenarnya sudah ada panci besar dan sebuah teko. Ketika salah satunya membuka panci ternyata air mendidih.
Salah satu pelayan membuka kotak berisi sayuran, kenudian daging dan lainnya. Ada sate ikan yang kemudian di bakat. Mereka membuat rebusan sayur, dengan daging dan tahu pula. Seorang perempuan membuat minuman tradisional Jepang Teh Macha. Menurut Akio konsepnya seperti di rumah pedesaan Jepang. Mereka makan sambil berkumpul dan makanannya sederhana tapi enak sekali.
Pertama kami melakukan acara minum teh sebagai pembuka sebelum makan. Mereka memasak di depan kami, jadi tahu bagaimana makanan itu di olah.Tata cara minum pun ada aturan, kami mengikutinya. Rasanya, enak sih! walau agak berbeda tapi menyehatkan. Tak ada yang berekpresi jijik atau bagaimana. Kami semua tenang dan menghargai makana dan minuman.
Ada juga cemilan, setelah makanan pembuka. Barulah makanan utama, ada beberapa pelayan menbawa yang lain itu adalah mangkuk dan piring. Tak lama di meja tersaji berbagai hidangan makan malam. Ada Ikan bakar tanpa tulang, acar, sayur, nasi panas dan lainnya. Akio pun mengajari cara makan tradisional ini. Kami mengikutinya, dengan menggunakan sumpit.
"Wow ... ini enak sekali !" puji semua. Para pelayan sudah pergi meninggakkan kami yang sedang makan. Kami pun makan dengan lahap, karena sangat lezat, apalagi ikan tanpa tulangnya, enak sekali.
Setelah selesai makan, kami makan penutup dengan manisan. Kami pun merasa kenyang dan kembali ke kamar untuk istirahat. Paginya aku bangun dan mencuci muka. Martina pun baru bangun juga.
"Pagi !" jawabnya.
"Pagi juga !" kataku.
"Kamu selalu bangun pagi terus ya? engga berubah! tiduran langsung tidur pulas deh !" katanya. Aku tersenyum.
"Iya, aku terbiasa seperti itu !" kataku, duduk di kursi dan membuka gorden serta jendela.
"Oh !" dia tersenyum. Dan dia pun menuju kamar mandi. Tak lama bergabung denganku, aku sudah memanaskan air.
"Mau teh atau kopi ?" tanyaku kepada Martina.
"Teh aja deh !" jawabnys, aku mengeluarkan sekotak teh.
"Apa itu ?" tanyanya penasaran. Aku jelaskan ini teh yang aku beli dari Bali kemarin.
"Katanya ini umtuk merileks kan diri serta anti oksidan !" kataku.
"Gue malah membeli perlengkapan mikeup !" sambil mengeluarkannya dari tas. Aku tersenyum.
"Waw ... ini enak banget! seger dan hangat !" ujar Martina sambil menatap pemandangan dari balkon kamar.
"Pagi ...!" seru teman-teman yang bersebelahan, sudah pada bangun dan kemudian menikmati pagi.
Setelah itu kami pun mandi dan sarapan pagi dengan menu berbeda. Ada sayuran, tempura dan lainnya pokoknya enak banget. Setelah itu kami berjalan-jalan di sekitaran hotel, ada kuil, hutan dengan air terjunnya dan juga ke kota membeli oleh-oleh khas sini. setelah puas, kami kembali ke hotel dan sorenya kami berendam lagi di Onsen yang berbeda di sini.
Makan malam dengan menu yang berbeda kembali, ada oden dan lainya untuk menghangatkan badan, karena di sini malam dinging, entah kalau musim salju. Pasti indah sekali bukan ? menurut Akio begitulah, sangat berbeda setiap musim di sini. Kami kemari bertepatan musim semi, sedang di barat justru musim panas.
Paginya kami berrendam di Onsen kembali, sebelum siangnya kembali ke Tokyo. Sarapan pagi dan pamitan kepada staf hotel, atas layanannya yang luar biasa. Kami naik bis dan mampir dulu ke beberaoa objek wisata. Baru ke stadiun kereta. Dan tak lama kami sudah berada di Shinkansen kembali.
Sorenya kami tiba di Hotel kembali. Dan istirahat, makan malam dan bersantai di sebuah pub di hotel, musik yang lembut dan sambil menikmati minuman. Serta memgobrol. Setelah itu istirahat. Keesokan harinya rombongan menuju ke kediaman Akio, yang jaraknya satu jam setengah dari Tokyo Jepang. Setelah tiba kami tertegun.
Rumah Akio besar dan luas, baik bangunannya ataupun halamannya sendiri. Dan bergaya tradisional jepang. Dan konon sudah berusia 100 tahun. Dahulu sejarahnya sebagai klan Samurai, entah bagaimana ceritanya menjadi klan Yakuza. Kami di sambut oleh seorang perempuan tua, berkimono hitam.
"Silahkan masuk, tuan muda sudah menunggu !" katanya sambil membungkuk hormat dan kemudian membawa ke sebuah ruangan, Akio pun menyambut kami. Semua tas sudah di bawa ke kamar masing-masing. itu menandakan rumah ini besar dan luas, bisa menampung kami semua untuk menginap di sini.
Rumah ini ternyata mempunyai semacam rumah tamu khusus untuk keluarga besar Akio yang datang atau yang lainnya. Mirip hotel kecil berada di belakang rumah utama ada dua lantai ke atas, jadi dengan dasar menjadi tiga lantai. Sama-sama bangunannya tradisional, mirip dengan Onsen yang kami datangi kemarin. Dengan pemandangam perbukitan dan hutan.
Kami di jamu dengan minum teh dan cemilan, dan bertemu dengan mamanya Akio serta Mayumi kakak perempuannya. Keduanya cantik dan anggun. Mereka menggunakan kimono. Kami berbincang, dia tertegun ketika tahu aku dan teman Akio lainmya berasal dari klan Mafia.
"Oh, aku tak menyangka !" katanya. Kemudian tersenyum. Aku merasakan dia mirip dengan Mayumi. Di balik kecantikannya dan anggun menyimpan sesuatu, alias bukan perempuan sembarangan. Aku yakin dia pun keturunan Yakuza juga. Sama seperti yang lain, ada keluarga Yakuza, atau Mafia lain. Setiap wilayah di Jepang pasti punya itu. Dan kekuasaannya sendiri.
"Aku juga mam! dan ternyata mereka berteman serta bersahabat !" tambah Mayumi.
"Ini bisa menjadi sesuatu di masa depan bukan? akan ada pertemuan mafia dunia di sini suatu saat nanti !" ujarnya tersenyum, semua terdiam. Mungkin benar juga sih !
"Aku penasaran dan meminta maaf, untuk penyelidikanku tentang kalian! dan aku harus akui kalian bukan klan Mafia sembarangan! kalian nomor satu di antara yang lainnya! Anjelina berasal dari klan Lombardo Sicilia ..." Mayumi kemudian menyebutkan klan keluarga yang lain.
"Benar begitu ?" tanyanya, kepada kami.
"Betul kak! kenalkan aku dari Klan Lombardo, dia berasal dari keluarga ibuku, kakeknya adalah dulu pemimpin klan Mafia di Las Vegas !" ucapku kemudian memperkenalkan diri, begitu pun Alena, Zalena dan Marcello. Baru setelah itu Akio dan Mayumi menyebutkan siapa mereka. Kekuasaan mereka bukan hanya kota Tokyo tapi juga kota-kota lainnya, yang di pimpin oleh paman-paman mereka.
------------------------
"Baik apa kalian tak keberatan secara resmi berteman dan bersahabat antar klan mafia? aku yakin kalian sudah di angkat sebagai penerus klan masing-masing kan !" ujar Mayumi, kami semua mengangguk. Dan memang begitu ceritanya kami sudah mengetahui bahwa aku dan lainnya sudah di angkat menjadi penerus klan kami.
"Tapi kami masih harus sekolah dan juga belajar banyak tentang semuanya di keluarga kami !" jawab Zalena, di angguki kami semuanya.
"Sama, Akio dan aku juga sedang di gembleng menjadi bagian dari klan mafia keluarga !" katanya.
Setelah itu kami beristirahat, dan sorenya setelah mandi kami di ajak makan malam. Kami tidur satu kamar berdua. Kami makan terpisah dari keluarga Akio, bukan apa-apa mungkin karena tamunya banyak.Setelah makan kami mengobrol dengan kedua orang tua Akio yang termasuk baik dan ramah. Besoknya kami akan pergi ke Rusia. Sekalian kami pamitan dan terima kasih telah menerima kami.
Keesokan harinya setelah berendam di Onsen di rumah Akio serta sarapan pagi, kami pun berangkat menuju pelabuhan. Akio tetap ikut berlayar dengan kami, karena sekarang dia tinggal di Amerika, Las Vegas. Kami pun tiba di kapal pesiar kembali dan melanjutkan perjalanan menuju Rusia. Di kapal kami menikmati berbagai wahana yang di sediakan.
Kali ini tak ada yang sungkan untuk berbelanja gratis di mall dalam kapal. Dan tidak seperti dahulu langsung memborong banyak. Walau begitu mereka tetap terkejut karena barang-barang di mall selalu berubah dan tidak sama setiap kembali ke kapal dari suatu tempat. Seperti dari Amerika ke Asia atau Indonesia, akan berbeda lagi ketika kami tiba di Makau dan menuju ke Jepang. Dan sekarang dari Jepang menuju ke Rusia, barangnya juga berbeda.
"Kok bisa sih ?" tanya Alena heran, aku hanya menggeleng kepala tidak tahu.
Semua akhirnya hanya menikmati apa yang ada di kapal. Zalena pun mulai bercerita tentang apa pun itu. Klan keluarga bernama Romanov, konon masih ada keturunan raja kaisar terakhir di Rusia. Setelah raja Nikolai Ii di bunuh dan terjadi revolusi Rusia, keluarga kerajaan tercerai berai menyelamatkan diri. Ada yang ke Eropa barat dan timur. Setelah Stalin runtuh dengan demokrasi sosialismya. Keluarga besarnya bertahan hidup di luar negeri.
Justru di sanalah kekuasaan dinasti klan Romanov sebagai Mafia Rusia mulai di kenal. Dan sedikit demi sedikit mulai menjajah Rusia. Mereka berlindung di balik para kriminal Rusia dengan slogan 'Kode Kehormatan' yang di berikan oleh Vor V Zakone dalam bahasa Rusia di sebut Bos Mafianya. Para pelaku kriminal ini harus melalui penobatan dahulu bila ingin bergabung dengan kaum elit Mafia Rusia.
Para kriminal berat ini akan menjadi 'boneka' di berbagai wilayah di Rusia. Kandidat menjadi 'Bos Mafia' ini tidak mudah, pertama dia haruslah pernah di penjara. Penjara yang paling terkenal adalah ujian kelulusan seseorang calon kandidat dari bos mafia ini. Pertama dia harus mempunyai tekad yang kuat, melawan hukum, dan sering berbuat onar. Mereka tak bisa berbohong bila sedikit saja bekerja sama dengan aparat pemerintahan.
Karena di penjara akan ada mata-mata khusus dari big boss yang di tempatkan di seluruh penjara Rusia, yang akan melaporkan tindak tanduk mereka. Mafia Rusia mencapai puncak kejayaan di tahun 1990 an. Setelah Uni Soviet runtuh. Tapi tak lama banyak konflik antat Bos Mafia ini dengan Big Bos mereka. Karena keadaan dan peraturan permafiaan di Rusia pun berubah. Mereka mulai membangkang dan berperang dengan para Big Bos. Maka tak heran di tahun itu banyak bos Mafia yang tewas secara misterius.
Pemerintah Rusia hanya bisa menangkap para bos mafia ini, tanpa menyetuh Big Bosnya. Konon di seluruh Rusia dan mantan negara pecahan Uni Soviet. Hanya ada 5 Big Bos. Yang mengusai seluruh wilayah Eropa Timur dan juga Barat serta di Rusia sendiri. Aku rasa semua mirip dengan Mafia Italia. Mau itu Triad atau Mafia Tiongkok, Mexico atau Yakuza, bahkan Rusia.
Berasal dari situasi yang sebenarnya kriminal, karena mereka mempunyai hukum sendiri di antara kelompoknya yang memang bertentangan dengan hukum pemerintahan yang sah. Maka tak heran semua di takuti, karena mempunyai kekuasaan lebih luas dari negara itu sendiri.
"Tapi jangan khawatir, semua juga balik ke pengalaman! siapa yang bertahan sampai saat ini! karena mereka punya kemampuan dan pengalaman sebagai klan Mafia! sama seperti Anjelina, maksudku klan Mafia Italia! mereka mengadopsi semua apa pun yang di lakukan mereka untuk bertahan! karena pemerintah dan aparat keamanan pun sekarang mulai gencar membasmi para Mafia di seluruh dunia !" jelas Zalena.
"Sudah sering sekali, para penyusup dari berbagai agen rahasia dunia! yang masuk menjadi anggota para mafia ini! tapi sayang, untuk mafia Rusia mereka tak bisa di ajak bermain-main! sekalinya ketahuan maka nyawa adalah taruhannya !" katanya lagi.
"Semua anggota di Big Boss akan tutup mulut mereka untuk memberitahu siapa nama dan wajahnya! dan begitu pun gue, hanya kalian yang tahu !" ujar Zalena.
"Maaf, tapi ketika kita menghadiri premier! wartawan tahu tentang kalian semua ?" kata William.
"Iya, sayang! tapi sebatas itu! gue di telpon orang tua, tentang maksudnya itu, gue jelasin semuanya !" jawab Alena. Zalena, Akio dan Marcello pun mengangguk.
"Kecuali gue !" kataku tersenyum. Semua tertegun, tapi mengerti karena insiden waktu lalu.
"Gue minta maaf! karena gue, maka kalian pun jadi di selidiki! kalian itu kan teman gue semuanya !" katanya.
"Santai aja! gue tahu kok resikonya! kalau kita sembunyi, kita kesepian! tapi bila kita membuka diri untuk berteman, maka resikonya ya! seperti ini, apa lagi kita sekolah di tempat yang bukan sembarangan kan? gosip itu akan selalu ada !" ujar Zalena.
"Gue mengatakan kepada keluarga semua! jangan khawatir, semua juga sama! alias mereka tahu kok kita dari klan yang sama dan bisa di sebut tak ada noda hitam yang tercecer! kecuali memang itu rahasia !" tambah Alena. Kita mengangguk.
"Betul, itu pelajaran bagi kita! mereka tahu kok ada klan Mafia tapi menyadari itu wilyah berbahaya, dan tidak sembarangan !" ujar Marcello.
"Apa kalian tidak takut? misal di culik oleh musuh atau katakanlah agen rahasia ?" tanya William.
"Kemungkinan itu ada kok! tapi kami sudah siap sedia dengan segala apa yang terjadi pada diri kita masing-masing! emang kita, tak di bekali kemampuan apa? resiko menjadi keluarga klan Mafia itu sudah di sadari sejak kita masih kecil !" jawab Alena, Zalena dan Akio serta Marcello. Sedang aku, sudah ada turunan dari papaku. Tapi justru tidak pernah berfikir untuk menjadi Lady Mafia. Maka aku berbeda dengan mereka. Aku mengatakan itu kepada semuanya.
"Memang apa kekuatan lo ?" tanya semuanya penasaran. Aku tersenyum.
"Kalian pasti sudah menebak kan? melihat kemampuan keluarga gue yang lain ?" tanyaku.
"Iya kita tahu lo dari klan penyihir kan ?" ujar Akio. Aku mengangguk.
"Ada satu lagi !" tambah Raka tiba-tiba. Semua terkejut. Raka menatapku, aku mengangguk, toh semua sudah tahu.
"Dia, Fallen Angel dan Devil !" jawab Raka. Mereka menatapku tak percaya.
Bersambung ....
Maaf agak lambat updatenya ... susah tentang sejarah mafia Rusia atau Tiongkok, soalnya tidak banyak refensinya ....