webnovel

ANJELINA : QUEEN AND MAFIA

Ini kelanjutan dari Buku Ana And Book of Secret ... aku pisahkan tersendiri ... Anjelina perempuan spesial dengan banyak keturunan di darahnya. Dan kini mewarisi klan Mafia Italia ... bagaimana kehidupannya sebagai Ratu kecantikan, Mafia juga? dan lika-liku kisah cintanya, adakah lelaki mampu meluruhkan hatinya? ... di baca saja dijamin seru ...

pangeran_Biru · Urbain
Pas assez d’évaluations
18 Chs

Bagian Delapan Belas

Kami tiba di Saint Peterburgh, dan sudah di jemput oleh satu buah bus besar yang membawa kami langsung ke kediaman Zalena. Selama perjalanan kami di suguhi pemandangan kota moderen dan klasik bergaya eropa neo klasik sekaligus. Semua kagum dan menatap tak berkedip. Selama perjalanan Zalena menceritakan semua sejarah dari kota ini.

Rumah Zalena berada di pinggir kotanya, di atas bukit dan ternyata besar dan mewah bagai sebuah mansion. Bagunannya campuran klasik dan moderen, katanya sih sudah beberapa kali di renovasi. Selama ini keluarga Zalena di kenal sebagi usahawan kaya hanya itu, tidak terlihat sebagai seorang Mafia Rusia yang di takuti.

Keluarga Mafia Rusia memang cukup banyak di sini, tapi ada yang terlihat dan tidak sama sekali, seperti keluarga Zalena. Seseorang akan melihat seberapa besar pengaruh dari para mafia ini. Semakin luas maka akan besar dan di hormati oleh para klan lainnya. Ketika tiba kami di sambut oleh kepala pelayan di rumahnya. Bagunan di depannya seperti kastil tapi di bangunan di halaman belakang barulah terlihat moderennya. Menurut Zalena Kastil ini hanya untuk memajang koleksi benda berharga milik keluarganya dari lukisan, perabotan antik dan foto keluarga besar dari dulu hingga sekarang, sekaligus sebagai tempat pesta.

Sedang rumah pribadi berada di belakang kastil ini. Di kastilnya sendiri ada dua lantai ke atas. Dan ada sepuluh kamar yang sangat besar. Di dalamnya memang seperti di kastil pada umumnya. Lebih luas kastil Zalena di banding kastil milik omaku dari mamaku. Semua kagum ketika melihat sekilas lukisan besar dan kecil yang di pajang di dinding kastil. Berkarpet merah dan di hiasi lampu kristal jaman dahulu. Halaman depan dan belakang sama luasnya, bahkan ada danau kecil. Mirip kepunyaan Alexander cucu dari Adelle dan Pangeran Sayid Agrabah yang berada di Perancis.

Ada lapangan golf, landasan pesawat kecil atau helikopter, kolam renang luar dan tentu hutan kecil serta taman bunga yang megah dan indah. Rumah yang moderen itulah dilihat kami semuanya. memang tidak sebesar kastilnya tapi di sini sangat nyaman dan juga hangat, kami semua di perkenalkan kepada kedua orang tua Zalena.

Walau kecil tapi memuat banyak kamar, sehingga kami semua tak usah menginap di hotel. Zalena meminta kami istirahat dahulu. Satu kamar berdua, karena ruangan kamarnya cukup luas. Dan sudah lengkap ada kamar mandinya di dalam, pokoknya ini klasik moderen tipe model rumahnya. Tentu saja desainmya mewah dan elegan

"Waw ... aku tak menyangka! semua temanmu dari Las Vegas semua kaya raya !" ujar Martina kagum, aku tersenyum.

"Tapi memang tidak salah juga sih! ketika tahu lo dari sekolah ekslusif itu! karena di pastikan semuanya sekolah anak orang kaya dan tak biasa! begitu pun sekolah lo yang di New York !" katanya lagi.

"Sudah, aku tuh belum sekaya kedua orang tua gue Na !" kataku tertawa.

"Ya, tetap sama lah! uang mereka kan buat lo dan adik lo juga !" ujarnya tak mau kalah, aku menyudahinya karena tak akan habis alasannya. Aku mengerti kok, banyak yang iri, tapi satu hal yang aku tahu adalah tergantung dari didikan orang tuanya. Walau sekaya apa pun bila mereka mendidik anaknya dengan di manja dan lainnya maka sifatnya akan seperti itu. Tapi tidak dengan kedua orang tuaku yang memang dari sananya sudah di ajarkan untuk mandiri dan sebagainya. Maka aku dan adikku pun menjadi sekarang ini.

Setelah istirahat, kami pun makan malam bersama. Tapi kedua orang tuanya Zalena tidak bisa ikut bergabung karena ada urusan ke luar. Kami di bawa ke ruang makan yang cukup besar. Di sana ada banyak meja dan kursi seperti di restoran. Jadi bisa menampung kita semua. Menurut Zalena ini bila anggota keluarga besarnya berkumpul.

Setelah duduk kami di bagikan menu makan malam hari ini, ada tiga pilihan, dari pembuka, utama dan juga penutup. Seperti layaknya sebuah restoran, setelah kita menunggu sambil memesan minuman apa saja. Tapi ada minuman utamanya yaitu Wine. Zalena mengatakan di rumah ini dia punya persediaan Wine dan sebangsanya dari berbagai negara. Dan rata-rata, keluarga kaya memang mempunyai itu. Termasuk kedua orang tuaku juga. Untuk apa? biasanya ada jamuan makan malam, baik untuk keluarga besar atau tamu rekan bisnis.

Setelah makan, Zalena mengajak kami ke ruangan santai. Di sini, ada kolam renang indoor, lapangan basket, billiard, perpustakaan, ruang tv dan lainnya. Pokoknya komplit. Lapangan basket ini milik kakak lelaknya yang memang suka olah raga. Bahkan tempat fitnes pun ada juga loh. Kami pun di suguhi berbagai cemilan khas Rusia.

"Oh iya, kebetulan besok malam! ada pesta di kastil! kali ini temanya bangsawan abad pertengahan! jadi kita berpakaian seperti layaknya para bangsawan abad 18 an !" ujar Zalena memberitahu tentang akan di adakannya sebuah pesta tahunan di keluarga besar Zalena.

"Makanya di sana di tutup sementara! tadinya sih, untuk kalian menginap !" katanya lagi.

"Tapi kita tak punya baju untuk itu ?" ujar Martina, dan lainnya mengangguk.

"jangan khawatir gue punya stok pakaiannya! tapi memang tak sebanyak ini sih !" jawab Zalena.

"Oh, kami tak usah khawatir kok !" ujar Salena perwakilan dari keluargaku. Aku mengangguk, diikuti lainnya.

"Kan kami keluarga penyihir !" katanya lagi. Sambil memperlihatkan ilmu sihirnya, dengan merubah dari ujung rambut ke kaki dalam sekejap menjadi seorang putri bangsawan masa lalu.

"Wow ... !" seru yang lainnya.

Setelah bersantai, kami pun beristirahat dan tidur. Besok kami akan berkeliling kota Saint Petersburgh. Keesokan paginya kami bangun dan sarapan yang di bawa ke kamar. Seperti layaknya di hotel, sangat komplit dan enak. Aku dan Martina duduk di kursi balkon kamar sambil menikmati pemandangan kebun hias milik keluarga Zalena.

"Bagus, dan indah sekali ya !" ujar Martina, aku mengangguk.

"Oh ya, setelah liburan ini usai kamu mau kemana ?" tanyaku, sambil memakan roti sandwich.

"Tentu saja, persiapan untuk Miss Universe dan syuting untuk serial baru !" jawabnya sambil tersenyum.

"Waw ... aku juga sih! selain itu, ingin mencoba bekerja di salah satu hotel milik keluarga besarku !" kataku, mengambil cangkir teh hangatku.

"Wah, hebatnya! kamu tak ingin menjadi artis kah ?" tanya Martina setelah tahu pamanku seorang produser film dan juga pemilik studio besar di Hollywood. Aku menggeleng kepala sambil tertawa.

"Aku, tak mempunyai bakat akting Martina !" kataku.

"Tapi kamu kan, sering syuting iklan? itu sama berakting juga !" katanya, tersenyum.

"Tidak, tugasku terlalu banyak Martina! kamu tahu kan aku sekarang apa ?" jawabku.

"Iya juga ya? lalu ... bagaimana dengan ... Albert ?" tanyanya.

"Apaan sih !" kataku, Martina tertawa.

"Ayolah ... semua sudah tahu kok !" ujarnya.

"Iya, tapi kami belum jadian ... !" kataku.

"Kami mengerti kok, soalnya kita berdua masih sekolah dan punya jarak jauh !" jawabku.

"Iya, juga ya! nanti jadi LDR dong !" Martina tertawa.

"Selain itu kami mempunyai kesibukan sendiri !" kataku mengangguk.

"Sudah ah! ayo kita bersiap untuk jalan-jalan !" kataku, Martina pun mengangguk setuju.

---------------------

Hari ini kami pergi jalan-jalan ke berbagai tempat di kota Saint Petersburgh. Semua sangat senang dan bergembira. Setelah puas kami pun makan siang di sebuah restoran mewah di sini. Rupanya tempat ini sering di kunjungi oleh Zalena dan keluarganya, maka ketika masuk kami di sambut ramah oleh para pelayan.

Makanan yang di sajikan pun enak dan lezat. Setelah itu kami kembali ke rumah dan beristirahat. Malamnya kami bersiap pergi ke pesta sekaligus makan malam di kastil. Semuanya sudah memakai pakaian abad pertengahan. Untungnya sebagian besar Zalena mempunyai pakaian itu. Selebihnya kami menyihir sendiri pakaian yang sesuai dengan tema acara.

Ketika tiba di kastil, kami pun tertegun melihat perubahan yang di lakukan di sini. Para tamu yang datang menggunakan pakaian yang sama. Zalena memberikan topeng untuk kami.

"Untuk apa ini ?" tanya Martina.

"Supaya kita lebih misterius! banyak pemuda tampan di sana! sayang !" ucapnya tersenyum misterius. Semua pun tersenyum msngerti. Dan memang benar semua pun memakai topeng yang sama. kami berada di ruangan yang luas, ada sebuah meja yang menyajikan berbagai cemilan kecil dan juga minuman. Sebelum makanan utama di hidangan.

Kami pun mengorol ke sana kemari. Sesekali Zalena berbisik tentang keberadaan para tamu yang hadir. Setelah itu makan malam pun tiba, kami di bawa ke ruangan lainnya. Di sana sudah terdapat banyak meja bulat, dengan kursi banyak. Jadi kami makan berkelompok.

Satu persatu hidangan di sajikan di meja kami dan itu sangat enak dan lezat. Setelah selesai makan malam. Kami pun dibawa ke aula lebih besar, di sana terdengar suara musik klasik mengalun. kami serasa terbawa ke masa lalu. Ada beberapa pasangan yang sedang berdangsa di sana. Zalena berbisik, bahwa perempuan dan lelaki terpisah, kecuali yang sudah menikah. Bisa di sebut ini acara perjodohan.

Zalena mengaku, sudah kedua kali ini di perjodohkan dengan beberapa pemuda dari teman papanya. Dan mereka semua punya latar belakang yang berbeda tapi bukan orang sembarangan. Konon yang di undang adalah para kaum bangsawan dan pengusaha yang bekerja sama dengan papanya.

Dan benar saja ada seorang lelaki yang meminta kami untuk berpisah antara kaum lelaki dan perempuannya. Aku dan lainnya pun tergabung dengan para kaum wanita kaya raya dan bangsawan lainnya. Walau memakai gaun yang sama mereka terlihat berbeda. Tanpa di sadari membuat kelompoknya sendiri. Yang perempuan cantik dan anggun. Sedang yang lelaki tampak gagah dan berbadan tegap. Ternyata kami di panggil dengan nama keluarga, untuk ke depan. Dan Zalena meminta maaf, karena waktu lalu meminta kami untuk memberitahu nama keluarga kami.

"Sorry, itu adalah peraturan di sini !" katanya, kami tak keberatan, toh ini sebagai pengalaman saja. Zalena tersenyum.

"Asal kalian tahu saja ya, ada seseorang yang bisa melihat mana pasangan yang cocok untuk kaum lelaki dan perempuannya! memang ini hanya perkenalan bagi kalian, tapi nanti suatu saat kalian akan di undang kembali kemari !" katanya lagi.

"Wah, ini sih oke banget !" ujar temanku dari Miss-miss-an atau putri-putri yang cantik.

"Iya, kesempatan menjadi Cinderllela !" kata yang lainnya, semua tersenyum. Ya tidak semua mempunyai kehidupan yang sama. Tapi ini adalah kesempatan yang sama dengan yang lainnya, kalau jodoh ... apa salahnya ?

Begitulah, satu persatu dari kami di panggil dan di pertemukan dengan pasangannya, tentu saja teman lelaki dari kami, bertemu dengan gadis dari kaum bangsawan dan para pengusaha ini. Sedang yang lelakinya, justru dengan kami. Ternyata aku malah di pertemukan dengan Albert, ketika dia di panggil aku melihat semua tertegun dan tak percaya. Entah mereka mengenal keluarga Albert kah? soalnya dia berasal dari kerajaan dunia sihir. Walau kerajaannya cukup terkenal, memang masih di bawah Agrabah yang sudah terkenal di dua dunia, yaitu sihir dan muggle.

"Yah, kita ketemu lagi !" katanya tersenyum.

"Emang kamu maunya dengan yang lain? ya sudah, cari sendiri !" kataku, dia tertawa. Aku tahu kami berdua masih muda, tentu banyak kegiantan dan juga kesempatan yang terbentang di depan. Jadi kami berdua masih dalam taraf teman dekat.

"Iya juga sih! sayang mereka sudah punya pasangannya masing-masing !" ujar Albert.

"Engga juga kok, masih ada kesempatan! kata Zalena, kita masih akan di putar, satu dengan yang lainnya !" kataku, kami berjejer berhadapan, para lelaki membungkuk hormat kepada pasangan perempuannya, dan kemudian di balas. Lalu musik klasik pun berkumandang dan satu persatu pasangan menempati posisinya masing-masing dan kemudian mulai berdangsa.

Ada yang masih kaku, karena sebagian yang baru mengenal bagaimana cara berdangsa dan bersikap bersama pasangan. Aku termasuk bisa berdangsa, karena papa dan mama sering mengajakku ke pesta dangsa seperti ini.

"Kamu ternyata bisa juga ya? soalnya berbeda dengan dangsa di prom kan ?" tanya Albert, aku mengangguk dan menjelaskan semuanya. Dia pun mengerti. Aku melirik ke arah semuanya, yang terlihat sama saling mengobrol satu sama lainnya. Dan terdengar tanda bel, maka kami pun berganti pasangan. Aku berdangsa dengan seorang lelaki, yang usianya di atasku, kelihatannya sih 20 tahunan.

Namanya Nathan, dia dari Albania. Atau lebih tepatnya seorang bangsawan dari sana. Aku hanya menyebutkan profesi papaku saja, tidak keluarga besarku ketika para lelaki ini bertanya tentangku, bel kembali berbunyi, dan kembali berganti pasangan. Begitu seterusnya sampai acara dangsa berakhir, setidaknya aku bertemu empat lelaki lain. Tentu saja selain Albert, dengan latar belakang yang berbeda--beda.

Setelah acara selesai, bisa terlihat mana yang paling populer. Untuk kaum lelaki ada beberapa, termasuk Albert yang juga menjadi perbincangan. Sementara kaum perempuan, sudah barang tentu Zalena dan juga lainnya. Aku sendiri tidak terlalu, kenapa ? entah, mungkin sikapku yang memang tujuanhya bukan untuk itu. Walau ini hanya bersenang-senang, menurut Zalena, ya sikapku sebatas berteman saja, itu terlihat dari beberapa lelaki bertanya terlalu jauh tentangku, ketika aku beritahu usiaku, mereka tak percaya. Ya, sudah ...

Tanpa di duga, Maxmillan yang katanya seorang pangeran Albania datang menghampiriku, aku tertegun ...

"Boleh, aku meminta nomor ponselmu ?" tanyanya ramah dan tersenyum dia tampan dan gagah. Aku pun tak keberatan, akhirnya kami saling menukar nomor telpon. Setelah itu pamitan, entah kenapa semua melirik dan memandangku, dengan tatapan aneh ...

"Wow, Anjelina ... itu, luar biasa loh !" bisik Zalena.

"Apanya? biasa aja kok !" kataku, dia tertawa.

"Coba lihat, semua juga seperti itu kok !" ujarku lagi, Zalena mengangguk.

"Lo juga kan ?" godaku, Zalena tersenyum saja. Dan acara pesta pun di akhiri ....

Bersambung ....