webnovel

Angels Like You

Meski telah hidup selama ribuan tahun di surga sebagai sesosok malaikat, hal itu tak lantas membuat Xavier menyerah begitu saja dalam mimpinya untuk menjadi manusia. Ratusan tahun ia jalankan dengan berlutut di depan istana, berharap supaya Para Dewa bersedia mengabulkan mimpinya yang terkesan sangat tak masuk akal. Diolok-olok oleh malaikat lainnya bukanlah hal yang baru bagi Xavier. Begitu pun dijauhi oleh saudara-saudaranya tak lantas membuat Xavier gentar. Dan suatu ketika, penantian panjang Xavier akhirnya menemukan titik temu. Peluang Xavier untuk menjadi manusia terbuka lebar dengan berbagai tuntutan dan peraturan yang ada. Berkat kerendahan hati para Dewa, Xavier berhasil dikirim ke bumi sembari membawa sebuah misi. Dan sejak saat itu, petualangan panjang Xavier sebagai seorang manusia dimulai. Tanpa kekuatan, tanpa sayap, dan tanpa kesucian. Akankah Xavier mampu bertahan di dunia yang fana ini? Dunia penuh keserakahan. Dunia penuh keegoisan. Lalu, apakah Xavier sanggup melewati setiap rintangan yang ada? Atau malah ... ia gagal dalam upayanya? **** © all of elements cover are from pixabay © font are from canva *semua hal yang ada di dalam cerita merupakan fiktif belaka. apa yang tersaji di dalam cerita merupakan elemen-elemen yang akan mendongkrak keutuhan cerita. jika ada kesamaan tokoh, atau hal lainnya, itu merupakan hal yang tidak disengaja. sekali lagi, cerita ini adalah FIKTIF!

Boyfriend · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
276 Chs

Tidak Bisa

Keisha menyuapi Fay dengan sabar. Anak kecil itu terlihat jauh lebih kurus dibandingkan beberapa bulan yang lalu.

Kemarin saat Keisha masuk ke rumah, Fay yang memang berdiri tak jauh dari sana segera berlari mendekat pada Keisha dan memeluk kaki Keisha dengan erat sembari menangis keras.

Sudah dapat dipastikan kalau Fay tidak dirawat dengan baik oleh Ayahnya atau pun Beck.

Hati Keisha terasa sakit melihat keponakannya ini hidup kesusahan selama beberapa bulan terakhir.

"Makan yang banyak," kata Keisha sembari menyuapi Fay.

Fay menganggukkan kepalanya membuat rambutnya yang di kuncir bergerak memantul-mantul beberapa kali.

"Bibi, Bibi ke mana selama ini? Bibi tidak pernah pulang. Saat Fay bertanya kepada Paman Beck, Paman Beck selalu memarahi Fay," gumam Fay dengan nada pelan penuh kesedihan.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com