webnovel

Membagi Kabar Bahagia

Sepanjang jalan pulang Kanaya terus melihat keluar jendela dengan wajah sulit diartikan oleh Yoga.

"Sayang, apa kamu gak bahagia?" tanya Yoga tanpa melihat Kanaya karena fokus menyetir.

Kanaya menoleh menatap Yoga dengan senyum khasnya.

"Tidak ada satu wanita pun yang tidak bahagia saat dilamar oleh pria yang dia cintai, Mas." jawab Kanaya.

Bibir Yoga terangkat membentuk senyum. Dia mengambil tangan Kanaya lalu menciumnya, sesekali melirik ke arahnya.

"Terus kamu kenapa lihat jalanan terus sejak tadi, apa jalanan itu lebih menarik dari pada aku calon suami kamu, hm?" sindir Yoga.

"Aku hanya berpikir bagaimana mas Putra dan istrinya datang kesana juga?" tanya Kanaya penuh curiga, sejak tadi dia berpikir apakah Yoga sengaja mengatur semuanya, tapi tidak mungkin Aisyah atau Putra masuk dalam rencana Yoga.

"Restaurant rofftop itu sedang vital, Sayang. Kita gak bisa cegah orang lain untuk datang kesana, mereka juga punya hak." bela Yoga.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com