webnovel

Keputusan Kanaya Sudah Bulat

Kanaya mengabaikan panggilan Yoga, dia terus saja melangkah keluar rumah Yoga dan masuk kedalam rumahnya.

Kanaya mengunci pintu rumahnya, "Jangan ada yang buka pintu rumah." pinta Kanaya pada Sri dan Awan.

"Tapi itu papa Yoga, Ma." ucap Awan karena dia mendengar ketukan pintu dan suara Yoga memanggil mamanya.

Sri yang mengerti permasalahan orang dewasa langsung membujuk awan agar menurut mamanya dan mengabaikan ketukan pintu itu.

Kanaya masuk kedalam kamar, dia mengambil surat itu dan langsung merobeknya hingga menjadi sobekan kecil.

Kanaya menangis. Hatinya sakit untuk kesekian kali, harusnya sejak awal kembalinya Yoga dari Semarang dia sudah tahu akan terjadi hal yang seperti ini. Mengapa dia percaya begitu saja pada pria yang baru saja dia kenal hitungan minggu.

"Bodoh!" Kanaya menyalahkan dirinya sendiri dengan apa yang sudah terjadi.

Tok! Tok! Tok!

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com