Ambang Senja merupakan kisah fiksi romace yang mengadopsi beberapa alur sejarah, tempat dan tokoh nyata pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Kesultanan Melayu Sumatera Timur
Identitasnya yang tidak biasa membuatnya harus menjaga setiap tindakan dan kata yang keluar dari mulutnya. Hingga sebuah peristiwa naas menghampirinya, satu-satunya cara yang terpikir olehnya adalah melepaskan masa lalunya. Namun bertahun-tahun kemudian, sosok itu muncul. Dia yang bersaksi atas peristiwa tersebut tiba-tiba hadir kembali. Lantas mampukah dia melepaskan segalanya? Melupakan masa lalunya dan memulai hidup barunya? Atau terkekang dalam sebuah ilusi dan kegelisahan yang tidak berujung? Lian Hua, "Kau mungkin bukan matahari yang akan menyinari hari ku, namun kau hadir bagaikan setitik bintang di tengah malam-malam suramku." Li Yuan, "Hangat, hanya itu kata yang tepat untuknya."
Dibenua yang awalnya terpisah, namun pada suatu momen di Tahun 15 Matahari 2034, benua superpower hangus terbakar bahkan permukaan tanahnya tidak tersisa. namun dampak terbakarnya benua itu mempengaruhi seluruh dunia, bahkan menyebabkan seluruh dunia kacau. namun dalam momen inilah kejadian yang merubah peradaban ini menjadi lebih baik.
Pada saat Prabu Dharmawangsa Teguh Anantawikrama dari Kerajaan Medang Kemulan merayakan pesta pernikahan kedua puterinya yaitu Dewi Sri Anantawikrama dan Dewi Laksmi dengan Pangeran Airlangga dari kerajaan Bedahulu di Bali, tiba-tiba menyerbu prajurit raja Wura-wari dari kerajaan Lwaram Dalam penyerbuan itu Prabhu Dharmawangsa Teguh dan permaisuri serta seluruh menteri dan bangsawan kerajaan tewas. Istana Watu Galuh dihancurkan. Airlangga dan kedua isterinya didampingi pelayan setianya, Mpu Narottama dan beberapa pengawal berhasil meloloskan diri dan berlindung di Gunung Prawito. Tiga tahun hidup di hutan Prawito sebagai pertapa, tahun 931 Saka Airlangga kedatangan serombongan orang dipimpin oleh beberapa pendeta untuk menyampaikan keinginan rahayat Medang agar Airlangga kembali membangun kerajaan baru meneruskan dinasti Ishyana. Dengan bantuan para pendeta, reshi dan brahmana, Airlangga menyusun kekuatan membangun kerajaan Medang. Diantara para reshi terdapat Mpu Bharada penasehat spiritual mendiang prabu Dharmawangsa Teguh, dibantu oleh Ki Ageng Loh Gawe, pertapa di Gunung Anjasmara Pada tahun 931 Saka istana Wotan Mas selesai dibangun dan Airlangga diangkat sebagai raja dengan gelar Abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Kerajaan yang baru bernama Kahuripan. Atas jasanya membantu pembangunan kerajaan Kahuripan, Prabu Airlangga menghadiahkan tanah perdikan di desa Giri Lawangan kepada Ki Ageng Loh Gawe. Dalam kunjungannya ke Wotan Mas, Ki Ageng Loh Gawe mengajak muridnya bernama Ki Puger berusia 20 tahun. Mengetahui Ki Puger murid Ki Ageng Loh Gawe yang ikut membantu membangun Wotan Mas, Prabhu Airlangga meminta agar Ki Puger bersedia dinikahkan dengan sepupu raja yang bernama Dewi Centini Luh Satiwardhani atau Ni Luh Sati. Setahun setelah perkawinan itu lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Aryosetho Jayawardhana. Tahun 954 Saka atau 1032 M Giri Lawangan diserbu gerombolan pimpinan Gagak Lodra. Sehari sebelum itu Ki Puger dan keluarganya pergi meninggalkan Giri Lawangan menuju ke pertapaan Kaliwedhi untuk menghindarkan Aryosetho Jayawardhana dari penyerbuan Gagak Lodra karena ia dipilih oleh para dewa sebagai cikal bakal yang kelak akan menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa. Di Kaliwedhi Aryosetho digembleng dengan keras oleh Reshi Sethowangi. Berkat ketekunannya ia memperoleh ilmu mahadahsyat ciptaan Sang Hyang Wishnu yang bernama Bhayu Selaksha dan menerima pedang sakti Sosronenggolo Setahun kemudian Aryosetho bersama Ki Puger turun gunung membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya yang direbut oleh Ratu Arang Ghupito. Berkat perjuangannya Aryosetho berhasil membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya. Dalam perjalanan dari kraton Dhaha kembali ke Kahuripan, ia dan prajuritnya berhasil menumpas gerombolan Gagak Lodra. Selesai menjalankan tugasnya Aryosetho mengajak sahabat masa kecilnya ke Kaliwedhi menjemput calon istrinya yang bernama Dyah Ayu Rogopadmi Aninditho Prameshwari alias Dewi Condrowulan. Beberapa waktu lamanya di Kaliwedhi, Aryosetho kembali ke Giri Lawangan memboyong Dewi Condrowulan yang telah menjadi istrinya dan hidup sebagai pertapa. Setelah 93 tahun pernikahannya Dewi Condrowulan di karuniai seorang putri. Namun kebahagiaan bersama sang putri yang dinantikan selama puluhan tahun hanya berlangsung selama 40 hari, setelah hari itu Dewi Condrowulan harus menyerahkan putrinya untuk diasuh oleh orang lain seperti dirinya dulu ditemukan Reshi Sethowangi di tengah hutan. Bayi tanpa nama itu diserahkan kepada Mpu Purwo, seorang pertapa sakti yang kemudian memberinya nama Ken Dedes. Ken Dedes kelak akan melahirkan keturunannya menjadi raja besar di kerajaan Singhasari dan Majapahit. Aryosetho dan Dewi Condrowulan telah berhasil menjalankan tugas yang diberikan oleh Dewata Agung sebagai pepunden cikal bakal raja-raja besar di tanah Jawa.
When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?
Lin Hanhe, seorang murid SMA jenius dari sekolah paling favorit, berhasil menemukan mesin waktu. Namun mesin waktunya masih belum sempurna, dan ketika ia sedang berusaha membetulkannya, karena satu dan lain hal, mesin waktunya ini menbawanya terpental ke lain zaman. Zaman apakah itu?... Sila disimak di dalam novel ini! Ini cerita yang saya buat saat zaman SMA dulu, ditemukan secara tidak sengaja, makanya auranya masih unyu-unyu gitu ^∆^; Semoga suka =D Pernah saya publish di www.jjwxc.net juga, dalam bahasa mandarin berjudul A Chaos in Time Consistency, tapi sukar sekali mengartikan cerita ini ke mandarin, jadi aku tidak teruskan ^~^; . Yang tertarik lihat, mari dicek : https://wap.jjwxc.net/book2/1596202/1 Ini adalah karya saya sendiri, bukan terjemahan. Silakan cek karya saya yang lain: √ The Prince of Herbs (English) BIO https://linktr.ee/ameliasiauw Terimakasih banyak! Have a nice day!
Ini adalah kisah seorang wanita cantik dan sempurna, dia adalah seorang CEO perusahan yang besar, walaupun cantik, tetapi mempunyai kepribadian yang arogan dan tegas.. sampai akhirnya bertemu dengan laki-laki kampung yang kalem, taat dalam beragama, berkepribadian yang berbading terbalik dengan wanita arogan itu,.. akankah CEO arogan itu akan luluh dengan pemuda kampung yang santun..???
Abad Pertengahan, Dimana semua orang menginginkan kekuasaan. Elios Waithful, bersama Temannya Severia Zadkiel bertekad untuk latihan dengan serius, dan menjadi kuat. "Mana" adalah teknik kekuatan yang paling 'dasar' dimana semua orang bisa mempelajarinya. Inilah Petualangan El dan Zad sebagai Penjelajah yang dijuluki "Explorer" mencari tau kebenaran, tentang suatu "dimensi".