Lantas ku saksikan sendiri pria itu mendekati ibuku dengan mata yang gelap di kuasai iblis kasta tertinggi, gelagat nya yang menggigit bibir bawahnya sendiri membuatku jijik.
Aku mengejar nya berusaha mencekal kakinya dengan melingkarkan kedua tangan kecil ku di kaki itu, sampai tubuhku tersimpu di lantai.
"Om jangan om, Allah bisa mengutuk om, jangan lakukan itu om?" Pintaku sembari bergelayut di kaki nya yang kotor. Pria itu tertawa renyah menampik tubuh ku hingga aku tersungkur di lantai, dia menarik kerah bajuku, melepaskan pukulan rendahnya ke arah pipiku, tidak sakit kurasakan pukulan itu, lebih sakit ketika melihat kehancuran yang ada pada diri ibuku saat ini.
"Bani..." Teriak ibuku.
Ketika tubuh ku terpental ke arah tembok ulah kekejaman nya, sudut bibirku berdarah dan lebam ibuku semakin hancur.
Ku lihat mata ibu ku yang biasanya bercahaya kini penuh nestapa dan luka, dia sudah putus asa, ketika kembali pria itu mendekati nya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com