webnovel

Am I Only Dreaming?

Mereka telah membunuh Ayah dan Ibuku, dan mereka sudah memisahkan aku dengan kakakku. Lalu apa yang harus ku lakukan?

Daisy17 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
3 Chs

1

Sudah 2 tahun Sheila hidup sendiri tanpa ada seseorang pun disampingnya. Dia memilih untuk tetap berdiam diri di dalam rumah tanpa memedulikan sekitarnya. Walaupun hidup sendirian dia tetap merawat dirinya dan lingkungan rumahnya. Dia membuat kebun di sekeliling rumahnya. Kebun tersebut ditanami bibit pohon, bunga, tanaman obat dan lain-lain. Dia berharap agar bisa hidup mandiri.

" Beres-beres sudah, sekarang tinggal nyuci baju. Baiklah aku akan pergi ke sungai. Semoga saat ku kembali bunga mawarku sudah mekar." Ucap Sheila.

Sheila berjalan menuju rumah untuk mengambil baju kotor. Dia berjalan dengan langkah ringan dan riang. Masa lalu tidak akan meredupkan hidupnya, dia akan tetap kuat walaupun hidup sendiri. Tak lupa Sheila menyanyikan beberapa bait lagu.

Sheila menyelesaikan pekerjaan dengan cekatan. Dia cukup telaten dalam berbagai hal.

" Oo Iya bunga mawarku pasti sudah mekar, aku harus bergegas pulang."

Sheila berjalan dengan cepat agar dapat melihat bunga mawarnya. Semoga usahanya menanam dan merawat mawar tersebut tidak sia-sia. Namun saat tiba di rumah ada seseorang yang berdiri didepan rumahnya sambil memandang tanaman mawar Sheila.

"Maaf Anda siapa? " Sheila bertanya dengan ragu-ragu.

Orang tersebut berbalik dan menyapa Sheila.

"Siapa yang menanam mawar langka ini?"

"Apa mawar langka?" Tanya Sheila balik.

"Perkenalkan aku Alister Valerian."

"Alister Valerian siapa dia bisa-bisanya masuk ke rumahku seenaknya." Batin Sheila

"Kamu tidak ingin mempersilahkan aku masuk ke rumahmu?" Suara Alister memecah keheningan.

" Oo, maaf rumah ku bukan untuk umum"

" Kamu tidak tau siapa aku ya??" Tanya Alister meyakinkan.

"Aku tidak peduli, silahkan Anda bisa angkat kaki dari sini!"

"Aku anak pertama dari Kerajaan Merah, Alister Valerian. Ikutlah denganku dan kamu akan mendapatkan segalanya."

"Anak pertama, apakah dia putra mahkota? Dia akan menjadi raja?" Gumam Sheila didalam hati.

"O."

" Cuma itu?"

"Oooooooooooooooooooooo."

Alister membekap mulut Sheila.

"Lhepasskhann tanhhnganh mhuu!" Perintah Sheila. Walaupun dia sudah mencoba berteriak tetapi tangan Alister mampu menahan suara Sheila. Sheila tidak selemah itu dia menggigit telapak tangan Alister dan berlari menuju rumahnya lalu menutup rapat pintu rumahnya.

" Heii Nona Vaeran, kenapa kamu pergi hah. Tetap saja aku akan tetap menunggumu hingga kamu datang membukakan pintu." Alister tetap kekeuh dengan perkataannya.

"Mau nunggu sampe panglima kerajaan merah datang pun ku tak peduli. Eh tapi kalo difikir-fikir panglima kerajaan merah kan perfect banget. Panglima Leon. Huuhh seharusnya dia yang menjadi pangeran bukan si Alister itu." Batin Sheila.

Sheila berjalan menuju pintu dan membukanya sedikit sebatas matanya. Alister menyadari ada sepasang mata coklat yang memperhatikannya. Dia melakukan teleportasi dan muncul tepat di hadapan mata Sheila.

"Sudah puas ngeliatin dari jauh? Sekarang lihatlah dari dekat."

bruakkkkkkk. Sheila membanting pintu dengan keras sampai mengakibatkan Alister terpental beberapa meter dari pintu. "Sial, dia benar-benar kuat."

" Oi Nona Vaeran kenapa malu-malu gitu sini keluarlah temui calon suamimu ini!" perintah Alister

"Terserah Anda Pangeran Alister aku tidak peduli." Teriak Sheila dari dalam.

"Baiklah aku akan pulang tapi tunggu aku besok pagi ya." Menjawab seruan Sheila, Alister berbalik dan berjalan meninggalkan rumah Sheila.

Aishhhhhh menyebalkan sekali. Andai dia bukan putra mahkota, pasti sudah ku potong-potong tubuhnya. Batin Sheila.