Aluna menatap semua orang yang ada di sana, tatapan tersebut sulit diartikan. Heran sekali bagaimana Aluna bisa menatap dengan tatapan seperti itu.
Zaedan semakin khawatir, matanya sudah memerah pertanda ia baru saja habis menangis. Jantungnya berdegup kencang sampai lelaki itu harus meremas dadanya. Sungguh sangat menyiksa lelaki bermata hazel.
"Maaf.."
"Aluna.."
Baru saja kata maaf yang keluar dari mulut Aluna, Zaedan sudah menyela dengan nada suara frustrasi. Namun setelah itu tuan muda diam karena baru saja mendapat tatapan tajam dari sang kakek.
Diamnya Zaedan bukan menandakan ia takut dengan sang kakek, tapi hanya sekedar untuk menahan emosi agar tidak meledak.
Aluna kembali takut untuk berbicara setelah disela oleh Zaedan. Ia menunduk dan mulai kembali diam.
Yudistira tak tahan melihatnya, pria tua itu juga sudah tak sabar ingin mendengar keputusan dari Aluna.
"Ayo Aluna" kembali ia meminta Aluna untuk melanjutkan ucapannya
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com