webnovel

Aluna's First Love Story

Seorang gadis sedang memperjuangkan cita-citanya menjadi dokter. Namun siapa yang menyangka sepanjang perjalanan meraih cita-cita, iya harus terperangkap dalam kondisi sulit bersama pria dingin nan tampan. Tapi sedikit aneh. Di lain sisi, ada sesosok pria yang selalu menjadi sandaran bagi sang gadis kala ia mulai lelah dengan semua jalan hidup yang dihadapi. Apakah pria ini menyukai sang gadis?. Ayo tebak. Masuk ke dalam permainan sang pria ternyata membuat gadis ini menemukan tabir kebenaran dari apa yang selama ini ia tunggu. Namun kenyataan yang ada sangatlah pahit. Sungguh menyedihkan. Merasa bagian penting dari hidupnya telah pergi membuat sang gadis merasa kecewa. Hingga pada akhirnya, ia menyadari bahwa yang selama ini ditunggu bukanlah yang sebenarnya. Yang sebenarnya ada di depan mata dan terus berada di sisinya. Bagaimana kisah selengkapnya?. Simak kisah dan perjalanan mereka dalam ^Aluna’s First Love Story^. Instagram @pemujakhayalan Facebook Pemuja Khayalan

PemujaKhayalan · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
325 Chs

Cobaan Yang Bertubi-tubi (Part 2) (21+)

Ada adegan dewasa, bagi yang merasa di bawah 21+ please jangan baca, karena author tak bertanggung jawab.

Zaedan menghela nafas sambil sesekali memejamkan matanya. Bayangan saat dia menjadi bahan ejekan dua keluarga besar membuat pria ini rasanya ingin sekali mencekik orang.

Setelah merasa lebih baik, Zaedan memutar tubuhnya ke arah samping, tepat di mana ada Aluna berbaring di sana.

Zaedan sedikit diam sambil memandangi sang istri. Kalo dilihat-lihat, istrinya ini tidaklah amat jelek. Hanya saja Aluna lebih cenderung berpenampilan biasa saja, riasan ala kadarnya merupakan gaya andalan gadis ini dalam hal bersolek.

Tapi..., tak berapa lama Zaedan terpaku. Pandangan mata hazel itu tak sengaja turun sedikit dan alhasil melihat sesuatu yang sangat meresahkan. Zaedan rasanya seperti kembali diuji. Ah..., ada apa dengan hari ini, bahkan sudah mau beranjak tidur saja masih ada hal yang membuatnya merasa sulit.

Bagaimana tidak, saat ini di hadapan Zaedan terlihat sesuatu dibalik kemeja tidur milik istri.' Tu..., tunggu, kenapa kemejanya tipis sekali, hampir transparan, berwarna merah pula' batin Zaedan.

Zaedan kembali menatap dengan tajam, tapi rasanya dia melakukan hal yang salah. Faktanya setelah menatap tajam dua gundukan yang ada di dalam kemeja itu membuat ada rasa yang aneh muncul dalam dirinya. Ya.., Zaedan tau itu apa. Dia lelaki dewasa dan normal, terlebih pria ini lama tinggal di negara bebas, bagaimana dia tak tau.

'Hah..?, sebentar, dia tidak menggunakan bra?' tanya Zaedan dalam hati. Ya, istrinya memang tak menggunakan bra, pasalnya kemeja yang hampir transparan itu bisa menembus kulit, dan jelas sekali tak ada tali bra di pundak Aluna.

"Arghh.., menyebalkan" gumam Zaedan frustasi. Ia mengusar rambutnya.

Dua gundukan itu sangat menggoda pertahanan Zaeda. Zaedan menggeser sedikit tubuhnya hingga merapat dengan Aluna. "Huh.., kau sengaja menggoda ku ya" gumam Zaedan pelan. Wajah Aluna dengan mata tertutup dan bibir mungil yang sedikit terangkat itu semakin membuat Zaedan resah.

"Jangan salahkan aku melampaui batas ku, kau yang memulai" ucap Zaedan pelan disertai seringai di wajah tampannya.

***

"Gimana kondisi perusahaan di sana" tanya Yudistira.

"Alhamdulillah aman kek" jawab Rio dengan senyum hangat.

"Kau kapan?" tanya Yudistria ambigu

"Apanya kek?" Rio bertanya balik

"Kapan kau menyusul Zaedan" ah tampaknya ia sudah paham. Tuan muda pertama keluarga Akbara itu hanya tersenyum.

"Nanti pasti ada waktunya kek".

"Hah..., dasar. Kau harus cepat mencari Rio Zaedan Akbara" ucap Yudistira. Jika Yudistira sudah menyebut nama lengkapnya, itu tandanya dia sedang didesak.

"Tenang saja kek, lebih baik kita fokus ke acara Zaedan saja nanti" balas Rio. "Em.., kalo gitu Rio mau ke kamar dulu kek" lanjutnya sebelum berdiri dan sedikit menundukkan kepala lalu keluar dari kamar tuan besar keluarga Akbara.

"Hem.., menikah?. Heh..," monolog Rio sambil tersenyum getir. "Sulit.." lanjutnya.

"Beruntung sekali si Edan bisa dapat istri semanis dan seramah Luna" Rio berucap sambil senyum-senyum sendiri.

"Andai dia gadis seperti itu. He...." ada hembusan nafas yang resah milik Rio. "Argh.., sudah lah, jangan berandai-andai, tidak bisa mengubah sesuatu" Rio beranjak dari kasur dan mematikan lampu. Kakak Zaedan itu segera mengusung tidur berharap mimpi indah dan tidur nyenyak.

"uuhh..." ada desahan dari muluk mungil milik Aluna.

Mendengar itu Zaedan langsung menarik tangannya, terkejut mendengar suara istrinya. "Huh..., untung tidak bangun" ucap Zaedan kembali tersenyum aneh. Lelaki itu kembali menyusupkan tangan kanannya ke dalam kemeja tidur Aluna. Meraba-raba sesuatu, tepatnya mencari gundukan yang sangat menggoda baginya.

Tangan kekar dan berurat itu menggenggam satu gundukan, meremas-remas perlahan dan sesekali memainkan ujung yang mungil itu. Ah.., ternyata ada sedikit reaksi, ujungnya terasa mengeras. Lama Zaedan bermain dengan satu tangan, tanpa disadari satu tangan lagi ikut-ikutan juga. Bahkan tubuh Zaedan sebagian sudah berada di atas tubuh Aluna. Meski pinggulnya masih berada di samping.

Suara-suara rendah yang keluar dari mulut Aluna semakin menjadi-jadi. Tapi..., anehnya gadis itu tidak kunjung bangun dari tidurnya. Mendengar suara rendah milik istrinya, Zaedan kini bukannya takut malah semakin bersemangat. Pasalnya suara itu terdengar sangat seksi di telinga pria pemilik mata hazel. Bahkan kini sesekali Zaedan mengecup cepat bibir istrinya. Hem, setan apa yang merasuki pria ini.

"Kau memang sama dengan wanita-wanita lain. Penggoda, ah sial, kenapa aku tak mau berhenti" umpat Zaedan kesal dengan dirinya sendiri yang seperti kecanduan memainkan dua gunung milik Aluna.

Setelah cukup lama bermain, Zaedan akhirnya bisa menguasai diri. Ia takut jila tidak dihentikan, maka akan ada masalah besar. Zaedan segera bangkit dari kasur dan berjalan ke arah kamar mandi dengan wajah yang sedikit frustasi. Tak lupa ia merapikan kemeja Aluna terlebih dahulu, takut jika istrinya itu bangun dan syok melihat kemejanya berantakan.

***

Mentari akhirnya muncul kembali menampakkan dirinya. Mengingatkan penduduk bumi untuk bersiap melakukan aktivitas kembali. Sama halnya dengan penghuni rumah keluarga Akbara. Semua orang terlebih para pekerja sudah mulai sibuk sejak pukul 6 pagi. Semua bekerja mempersiapkan kebutuhan setiap anggota keluarga Akbara.

Cklek...

Terdengar bunyi dua pintu yang terbuka. Ah ternyata kamar Zaedan dan Rio terbuka secara bersamaan. Kebetulan sekali.

"Hai Lun, selamat pagi" jawab Rio sembari tersenyum.

"Eh, akang Rio, selamat pagi" balas Aluna.

"Edan sudah bangun?"

"Ah, e.., belum kang"

"Huh..., pasti dia tidak sholat subuh" tuding Rio.

"Eh, ti.., tidak kang. Kang Zaedan sholat kok, Cuma tidur lagi" jawab Aluna cepat.

"Tapi pasti sholatnya setengah 6" lanjut Rio

"Eh.., i.., iya" jawab Aluna pelan

"Heh.., masih saja tidak berubah, sudah punya istri juga" gumam Rio pelan.

"Ada apa ini.." tiba-tiba saja yang sedang diomongkan muncul dari balik tubuh Aluna. Penampilannya berantakan, rambut acak-acakkan dengan muka bantal khas orang bangun tidur. Tapi tak mengurangi sedikit pun kadar ketampanannya.

Rio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya itu.

"Kenapa kau masih di sini?, katanya mau ke dapur" jawab Zaedan dengan wajah datar

"Ah iya, ini memang mau pergi kang, cuma tadi kang Rio menyapa sebentar" balas Aluna dengan senyum hangatnya. Senyum yang kadang membuat Zaedan buru-buru mengalihkan pandangannya. Sama seperti saat ini.

"Kau kenapa mengganggu istir ku?" tanya Zaedan yang kini beralih menatap sang kakak

"Siapa yang mengganggu istri mu, aku cuma menyapa, tidak boleh?" Rio balik bertanya dengan mengangkat satu alisnya.

"Tidak boleh" jawab Zaedan cepat

"Hem.." Rio kembali menggelengkan kepala. "Kebiasaan buruk mu itu jangan kau lestarikan, kau tak malu dengan istri mu. Apalagi nanti jika kau punya anak, kurangi-kurangilah Dan" lanjut Rio sambil berlalu meninggalkan kedua orang di hadapannya.

"Jangan menceramahi ku" teriak Zaedan dengan wajah kesal

"Sudah atuh kang, jangan teriak pagi-pagi gini, tidak enak dengan mama dan kakek" nasihat Aluna

Zaedan seketika menatap istrinya dengan tatapan tajam, "Kau juga mau ikut-ikutan menceramahi ku?, kau suka kan berbicara dengannya?, lupa kalo kau sekarang punya suami?, iya..?, jangan sembarangan berbicara dengan orang apalagi dengan seorang pria" bentak Zaedan sembari masuk kembali ke dalam kamar.

Melihat itu Aluna hanya menghela nafas sambil mengusung langkah untuk turun. Tapi, baru beberapa langkah, suara keras terdengar kembali dari arah kamar.

"Aluna..!"

"Apa kang?" Aluna buru-buru kembali ke kamar

"Mau ke mana?"

"Ya ke dapur"

"Tidak usah, masuk..!" titah Zaedan

"Ha..?, akang perlu apa?"

"Masuk saja, sini masuk ke kamar mandi dan bantu aku mandi" teriak Zaedan dari arah kamar mandi. Suara kerasnya terdengar kesal dan seperti sedang menahan amarah

"Ha..?, apa?" kali ini Aluna yang tak sengaja berteriak.

***

Author butuh support ini, caranya gampang

1. Jangan Lupa sedekah Power Stone (PS) setiap hari

2. Masukkan cerita ini ke koleksi kalian ya

3. Beri review yang baik dan positif

4. Beri author gift

5. Komentar positif dan membangun

6. Share cerita ini kepada orang-orang terdekat kalian

Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....

Ingat...

1. Power Stone (PS)

2. Jadiin koleksi bacaan

3. Review ceritanya

4. Beri gift

5. komen

6. share

Follow ig author untuk dapat info-info terupdate

@pemujakhayalan