webnovel

ALONE WITHOUT PARENTS

Semenjak perceraian kedua orangtuanya, Aneska tinggal bersama kakak kandung dan kakak iparnya. Keadaan bukannya membaik, justru kehidupan Aneska semakin menderita. Perilaku seorang kakak ipar kepadanya seperti perlakuan seorang Ibu tiri kepada anak tirinya. Membuat Aneska tumbuh menjadi seorang gadis yang tomboy. Namun wajahnya yang sangat cantik membuat dirinya disukai oleh banyak laki-laki. Namun rasa trauma Aneska yang diberikan oleh orangtuanya sendiri membuat Aneska tidak pernah membuka hatinya untuk laki-laki. Dan semua laki-laki menyerah untuk mendekatinya. Kecuali satu orang laki-laki yang terus berjuang untuk mendapatkannya. Tetapi tetap saja, sedikit kemungkinan untuk lelaki tersebut dapat diterima oleh Aneska. Berbagai cara sudah dilakukan oleh lelaki tersebut. Mulai dari dirinya yang berusaha untuk bisa berteman dengan Aneska sampai menjadi seseorang yang selalu ada di saat Aneska dalam kesusahan. Sampai pada akhirnya ketika Aneska sudah terlalu menderita dengan kehidupannya bersama kakak iparnya, hanya lelaki tersebut yang ada di sampingnya. Membuat Aneska merasa dilindungi oleh lelaki tersebut. Lambat laun akhirnya Aneska menerima keberadaan dan hati leleki tersebut yang sudah diberikan kepada Aneska sejak lama. Kehidupan berumah tangga yang sangat ditakuti oleh Aneska selama ini ternyata adalah sebuah kesalahan besar. Menikah dengan lelaki yang telah menyukainya terlebih dahulu membuat Aneska hidup bahagia tanpa ada suatu masalah yang membuat mereka berdua bertengkar hebat. Mereka menjadi keluarga yang harmonis sampai salah satu di antara mereka lebih dulu meninggal dunia.

Arummsukma · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
404 Chs

Kehilangan Kembali

"Aneska tunggu," teriak Raka.

Aneska yang mendengar teriakannya langsung menghentikan langkahnya. Kemudian dia melihat ke arah belakang. Dimana Raka berdiri dari tempat tidurnya. Membuat Aneska sangat khawatir dengan keadaan Raka saat ini.

"Pak Raka. Pak Rama mau kemana? Bapak jangan banyak gerak dulu," tanya Aneska.

Raka tidak menjawab pertanyaan Aneska. Raka justru menghapus air mata Aneska dengan menggunakan jaru-idengan sangat lembut. Kemudian Raka berkata, "jangan nangis ya. Saya cuma bercanda bicara seperti itu ke kamu. Kamu ga salah. Jadi kamu ga perlu minta maaf atau merasa bersalah sama saya."

Sabrina bingung dengan sikap Raka kepadanya. Dia hanya terdiam dan setelah itu Aneska melepaskan tangan Rana di wajahnya.

"Saya emang salah Pak. Udah seharusnya saya minta maaf ke Bapak. Dan Pak Raka ga usah bersikap seperti ini. Bapak harus banyak istirahat. Saya bantu kembali ke kasur ya Pak."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com