"Bagus. Dengan alasan seperti ini, pasti dia mau ga mau harus buka ikatan gua. Dan dengan gitu, gua bisa kabur dari sini," ucap Ana di dalam hatinya.
"Kok cuma tutup wajahnya doang si yang di buka? Tangannya engga? Gimana gua mau makan coba kalo kaya gini?"
"Udah, lu ga usah banyak ngomong. Gua tau pasti lu mau kabur kan dari sini."
"Engga. Kata siapa gua mau kabur? Orang gua cuma mau makan doang juga."
"Alah, alsan. Makannya gua suapin aja."
"Sialan. Kalo gua di suapin kaya gini. Gimana gua kaburnya coba?" pikir Ana di dalam hatinya.
"Apa? Di suapin? Eh gua ga mau ya di suapin sama lu. Mana makanannya cuma nasi sama tempe doang lagi."
"Eh, masih untung ya lu masih gua kasih makan. Di kira gua mau apa suapin lu? Ya ga mau lah. Jadi gimana nih? Lu mau makan atau engga? Kalo engga si yaudah, gua bawa aja lagi makannya ke dalam."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com