webnovel

ALONE WITHOUT PARENTS

Semenjak perceraian kedua orangtuanya, Aneska tinggal bersama kakak kandung dan kakak iparnya. Keadaan bukannya membaik, justru kehidupan Aneska semakin menderita. Perilaku seorang kakak ipar kepadanya seperti perlakuan seorang Ibu tiri kepada anak tirinya. Membuat Aneska tumbuh menjadi seorang gadis yang tomboy. Namun wajahnya yang sangat cantik membuat dirinya disukai oleh banyak laki-laki. Namun rasa trauma Aneska yang diberikan oleh orangtuanya sendiri membuat Aneska tidak pernah membuka hatinya untuk laki-laki. Dan semua laki-laki menyerah untuk mendekatinya. Kecuali satu orang laki-laki yang terus berjuang untuk mendapatkannya. Tetapi tetap saja, sedikit kemungkinan untuk lelaki tersebut dapat diterima oleh Aneska. Berbagai cara sudah dilakukan oleh lelaki tersebut. Mulai dari dirinya yang berusaha untuk bisa berteman dengan Aneska sampai menjadi seseorang yang selalu ada di saat Aneska dalam kesusahan. Sampai pada akhirnya ketika Aneska sudah terlalu menderita dengan kehidupannya bersama kakak iparnya, hanya lelaki tersebut yang ada di sampingnya. Membuat Aneska merasa dilindungi oleh lelaki tersebut. Lambat laun akhirnya Aneska menerima keberadaan dan hati leleki tersebut yang sudah diberikan kepada Aneska sejak lama. Kehidupan berumah tangga yang sangat ditakuti oleh Aneska selama ini ternyata adalah sebuah kesalahan besar. Menikah dengan lelaki yang telah menyukainya terlebih dahulu membuat Aneska hidup bahagia tanpa ada suatu masalah yang membuat mereka berdua bertengkar hebat. Mereka menjadi keluarga yang harmonis sampai salah satu di antara mereka lebih dulu meninggal dunia.

Arummsukma · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
404 Chs

Bermalam Di Rumah Sakit

"Bagus. Dengan alasan seperti ini, pasti dia mau ga mau harus buka ikatan gua. Dan dengan gitu, gua bisa kabur dari sini," ucap Ana di dalam hatinya.

"Kok cuma tutup wajahnya doang si yang di buka? Tangannya engga? Gimana gua mau makan coba kalo kaya gini?"

"Udah, lu ga usah banyak ngomong. Gua tau pasti lu mau kabur kan dari sini."

"Engga. Kata siapa gua mau kabur? Orang gua cuma mau makan doang juga."

"Alah, alsan. Makannya gua suapin aja."

"Sialan. Kalo gua di suapin kaya gini. Gimana gua kaburnya coba?" pikir Ana di dalam hatinya.

"Apa? Di suapin? Eh gua ga mau ya di suapin sama lu. Mana makanannya cuma nasi sama tempe doang lagi."

"Eh, masih untung ya lu masih gua kasih makan. Di kira gua mau apa suapin lu? Ya ga mau lah. Jadi gimana nih? Lu mau makan atau engga? Kalo engga si yaudah, gua bawa aja lagi makannya ke dalam."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com