Terlepas dari hari yang membawa kesan hemat, karena tidak biasanya.
Di hari ini, sungguh mengejutkan sekali. Terkhusus bagiku dan juga mungkin semua penghuni di sekolah sebab acara kali ini begitu meriah.
Dan yang spesialnya lagi karena adanya penamilan puisi yang dibawakan oleh kelasnya Malik. Malik sangat menjadi sorotan di hari ini.
Musikalisasi puisi yang dibawakan secara dramatis, mneghipnotis semua orang.
Semuanya seakan diseret kembali pada sejarah kelam bangsa Indonesia. Dibantainya tujuh perwira, yang kini kematiannya dikenang sebagai hari duka.
Dan keesokannya disebutlah sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hari berkabung bangsa kita.
“Kau semakin terpesona padanya?” Ayu menyenggol tanganku dengan siku kirinya.
Tidak sakit. Tapi mampu membuyarkan pandanganku.
Aku pun segera menyeka air mataku. Terbawa emosi dengan puisi yang dibacakan Malik.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com